Subuh Membara di Al Falah karena "Cucukan" Dispenser Korslet, Begini Kronologinya

- Jumat, 16 Juli 2021 | 10:38 WIB
TINGGAL PUING: Seorang santri melihat kitab dan buku yang terbakar tak sempat diselamatkan. | FOTO: SUTRISNO/RADAR BANJARMASIN
TINGGAL PUING: Seorang santri melihat kitab dan buku yang terbakar tak sempat diselamatkan. | FOTO: SUTRISNO/RADAR BANJARMASIN

BANJARBARU – Kekhusyukan wirid selepas salat Subuh, Kamis (15/7) kemarin tiba-tiba pecah oleh teriakan para santri Pondok Pesantren Al Falah Putra. Mereka bergegas keluar dari masjid untuk memadamkan api yang sudah membesar di kompleks ponpes di Jalan A Yani Km 23, Landasan Ulin Tengah, Liang Anggang, Kota Banjarbaru tersebut.

Api pun dengan cepat membakar 4 bangunan di area Ponpes Al Falah Putra yang terdiri dari belasan ruang kelas dan asrama. Satu toko kitab dan ruang warung telekomunikasi (wartel) yang biasa digunakan para santri juga terbakar.

Ketua Yayasan Ponpes Al Falah, Ustaz H Nur Syahid Ramli mengatakan, api diketahui muncul pada pukul 05.20 Wita ketika seluruh warga ponpes masih wiridan di masjid usai melaksanakan salat Subuh berjemaah. "Setelah selesai wirid, tiba-tiba para santri berteriak ada api," katanya.

Mendengar teriakan itu, semua jemaah di dalam masjid ucap langsung keluar untuk melihat apa yang terjadi. "Ternyata api sudah sangat besar. Kami berupaya memadamkan, tapi sudah tidak mampu," katanya.

Karena tak mampu memadamkan, para santri memilih untuk menyelamatkan barang-barang mereka yang masih sempat diambil. "Mungkin tidak banyak barang yang bisa diselamatkan," ujar Ustaz Syahid.

Beruntung kata dia, anggota pemadam kebakaran datang untuk membantu memadamkan api. Sehingga, api tidak semakin membesar dan bisa dipadamkan. "Jadi ada empat bangunan yang terbakar," katanya.

Dia mengungkapkan, empat bangunan tersebut dua diantaranya merupakan gedung bertingkat dengan luas masing-masing 50 x 6 meter. "Dua bangunan ini di lantai atas masing-masing ada 6 ruang kelas. Sedangkan lantai bawahnya asrama santri aliyah dan tsanawiyah. Ada juga wartel dan toko kitab," ungkapnya.

Sedangkan dua bangunan lagi ukurannya lebih kecil, yakni 1 unit asrama yang terbagi dua seluas sekitar 6 x 18 meter. Kemudian 1 buah bangunan yang juga difungsikan sebagai asrama dengan luas sekitar 6 x 9 meter.

Syahid menyampaikan, api cepat membesar karena konstruksi bangunan dari kayu sehingga mudah terbakar. "Apalagi dua bangunan yang paling besar semua dari kayu. Usianya pun sudah tua, sekitar 40 tahun," ucapnya.

Disinggung terkait kerugian yang dialami, dia menuturkan, berdasarkan hitungan sementara total kerugian sekitar Rp2,4 miliar. "Karena untuk bangunannya saja Rp1,7 miliar. Kemudian kitab yang terbakar di toko kalau dihitung mencapai Rp700 juta," tuturnya.

Disampaikan Syahid, kitab yang ada di toko merupakan stok yang dijual oleh pihak ponpes kepada para santri. "Daripada santri beli ke Martapura, jadi kami sediakan di sini," ucapnya.

Sementara itu, salah seorang santri, Syarifil Anam, 18, mengaku bersyukur tidak ada korban dalam kebakaran tersebut. "Karena asrama kebetulan kosong. Kami semua di masjid, salat Subuh," katanya.

Santri kelas 3 aliyah ini menceritakan, ketika keluar masjid mereka melihat api sudah membakar asrama. "Masing-masing santri hanya bisa menyelamatkan barang mereka yang bisa dibawa cepat. Kalau saya cuma bisa mengambil ATM dan baju di tas. Sedangkan baju di lemari dan kitab-kitab terbakar," katanya.

Di sisi lain, Kapolsek Banjarbaru Barat, Kompol Andri Hutagalung melalui Kasi Humas Aiptu Kardi Gunadi menyampaikan hasil olah TKP mereka di lokasi kebakaran. Dari hasil olah TKP, kata dia, kuat dugaan api muncul akibat adanya korsleting di terminal listrik yang digunakan untuk dispenser, alat pemanas air dan kipas angin di salah satu ruang asrama.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X