Warga Masih Was-Was, Penanganan Kampung Iwak Terkendala Batas Wilayah

- Jumat, 16 Juli 2021 | 16:21 WIB
MASIH TERANCAM: Sejumlah tambak budidaya ikan milik warga di Kampung Iwak masih rawan terdampak luapan jika debit air meninggi. | Foto: Muhammad Rifani/Radar Banjarmasin
MASIH TERANCAM: Sejumlah tambak budidaya ikan milik warga di Kampung Iwak masih rawan terdampak luapan jika debit air meninggi. | Foto: Muhammad Rifani/Radar Banjarmasin

BANJARBARU - Sejumlah petambak atau pembudidaya ikan di wilayah Kampung Iwak Mentaos Banjarbaru masih was-was. Musabab, sebagian wilayah kampung tematik ini masih berpotensi besar tergenang banjir.

Genangan banjir yang sebelumnya menerjang kawasan Kampung Iwak menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi petambak. Sebab, luberan banjir yang menerobos ke tambak ikan membuat ikan-ikan jadi lepas tersapu banjir hingga merugi puluhan juta rupiah.

Menurut pengakuan sejumlah warga disana, air masih terpantau hampir meluber dan masuk ke tambak ketika hujan deras tiba. Meskipun diakui bahwa tak separah tahun-tahun sebelumnya.

"Kita khawatirnya ketika hujan deras sekali. Memang sekarang ini tak sampai separah tahun-tahun sebelumnya, namun kita melihat di bagian hilir aliran sungai itu masih meluber dan hampir menggenangi kawasan pemukiman hingga tambak," kata Abdillah.

Menurutnya, upaya penyiringan Sungai Durian yang dilakukan Dinas PUPR Banjarbaru di tahun 2020 lalu memang cukup efektif. Hanya saja penyiringan ini ujarnya tak sampai menyeluruh di aliran sungai.

"Setahu kita tidak sepanjang sungai, hanya beberapa ratus meter saja. Nah sisa aliran yang belum disiring ini di bagian hilirnya, ini yang rawan sekali meluber, apalagi kalau hujan deras dan lama," ceritanya.

Terkait hal ini, Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaam Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarbaru, Subrianto mencoba menjelaskan. Diterangkan bahwa penyiringan memang tak bisa menyeluruh.

"Jadi program peningkatan Sungai Durian ini kita usulkan dari tahun 2019 dan dilaksanakan tahun 2020 lalu. Itu berdasarkan permintaan warga juga agar ada penyiringan supaya air tidak meluber," ceritanya.

Soal mengala penyiringan tidak menyeluruh, Subri menjawab jika hal ini terkendala batas wilayah. Yang mana diketahui bahwa aliran Sungai Durian ini dan wilayah Kampung Iwak Mentaos berbatasan langsung dengan Kabupaten Banjar.

"Program kita ada sekitar 300 meter untuk peningkatan aliran sungai, termasuk penyiringannya. Nah sungai ini berada di dua wilayah, Banjarbaru dan Kabupaten Banjar. Ini yang jadi kendala kita tidak bisa menyeluruh," jelasnya.

Penyiringan di wilayah sungai Durian yang masuk Kabupaten Banjar kata Subrianto tak bisa dilakukan. Sebab secara aturan, penganggaran dan kegiatan di wilayah lain tidak diperbolehkan.

"Ini sudah kita koordinasikan dengan pihak Kabupaten Banjar agar hendaknya penyiringan diteruskan sehingga tidak memicu limpasan lagi. Menurut pihak mereka, ini akan diusahakan," ujar Subrianto.

Diakui Subrianto, bahwa penyiringan yang hanya bisa di batas wilayah Banjarbaru ini memang bisa memicu limpasan ketika debit air di sungai naik. Penyebabnya menurut Subri bahwa aliran sungai di bagian hilir tidak ada alur pembuangannya.

"Di bagian hilirnya itu aliran sungainya jadi bias, tidak ada alirannya. Nah makanya kalau debit tinggi maka air di bagian hilirnya yang masuk wilayah Kabupaten Banjar bakal bisa meluber dan memicu masuk ke tambak warga," bebernya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB
X