Investor Oman Siapkan Rp300 Trililun, Bangun Kilang Minyak di Kelumpang Selatan

- Sabtu, 17 Juli 2021 | 09:35 WIB
TERLIHAT INDAH: Suasana di Pulau Laut Selatan dilihat dari perbukitan. Kecamatan Pulau Laut Selatan menjadi lokasi pembangunan kilang minyak dengan investasi senilai Rp300 triliun.
TERLIHAT INDAH: Suasana di Pulau Laut Selatan dilihat dari perbukitan. Kecamatan Pulau Laut Selatan menjadi lokasi pembangunan kilang minyak dengan investasi senilai Rp300 triliun.

KOTABARU – Andaikan saja pandemi covid ini segera berlalu, maka investasi bernilai ratusan triliun mengucur masuk ke Kabupaten Kotabaru. Tak kepalang tanggung, perusahaan minyak asal Oman bernama PT Kalimantan Refinery Petrochemical menyiapkan anggaran Rp300 triliun untuk membangun kilang minyak.

Perusahaan tersebut akan menggunakan lahan sekitar 1.500 hektare untuk membangun industri hilir pengolahan minyak mentah menjadi bahan bakar siap pakai. Lahan yang telah disiapkan sebagai lokasi pembangunan kilang minyak berada di Kecamatan Pulau Laut Selatan.

Sekertaris Daerah Kabupaten Kotabaru, Said Akhmad mengatakan, pihaknya sudah melakukan rapat pembahasan secara virtual dengan pihak perusahaan asal Oman tersebut. "Sekarang investasi dari Oman masih terkendala masalah covid. Berdoa saja semoga covid ini segera hilang," kata Said Akhmad, Kamis (15/7).

"Dengan adanya insvestasi ini pastinya menguntungkan pusat dan daerah. Selain itu PAD kita di daerah bakalan meningkat," lanjutnya. Namun, ada satu persoalan yang membayangi investasi ini, yaitu masalah pembebasan lahan. Said mencemaskan pembebasan lahan untuk pembangunan kilang minyak ini akan menimbulkan persoalan Apalagi lahan yang diperlukan sangat luas, sehingga sangat berpotensi menimbulkan gesekan dengan masyarakat bila tidak ada koordinasi dan mediasi dengan baik.

"Pembebasan lahan tidak semudah teori, karena yang dihadapi itu kepala orang bermacam macam. Ada sekitar 800 kepala keluarga di sana. Kalau nanti bermasalah prosesnya akan memakan waktu yang lama lagi. Hal itu harus diperhitungkan oleh perusahaan, jangan sampai gara gara lahan tidak jadi investasi," ujar Said.

Camat Pulau Laut Selatan, Yusuf, menyambut baik rencana investasi tersebut dan mengakuk siap mendukung penuh rencana investastor asal Oman di Kotabaru. Ia berharap bila investasi tersebut terealisasi, maka dapat meningkatkan PAD dan membuka lapangan kerja bagi warga Pulau Laut Selatan dan Kotabaru.

"Kami mendapatkan informasi melalui kepala desa yang ada di sini, diperkirakan akhir Juli ini mereka masuk. Saya berharap seperti itu, tapi belum bisa dipastikan. Masyarakat di sini menanggapi perusahaan asal Oman itu cukup bagus" jelas Yusuf.

Salah satu warga Kecamatan Pulau Laut Selatan, Heri, berharap agar nantinya perusahan yang masuk benar-benar memberikan dampak positif bagi masyarakat. "Kalau jadi masuk, kami minta untuk diberdayakan dan dipekerjakan dengan layak, karena kami sebagai putera daerah," harap Heri.

Tak hanya investasi kilang minyak, Kotabaru juga menjadi lokasi investasi pertambangan bawah tanah dari perusahaan (underground) asal Cina. Adalah PT. Qinfa Mandiri Industri (QMI) yang sudah melakukan eksplorasi di Kelumpang Barat untuk mengetahui dan memasikan potensi kandungan batu bara di dalam tanah.

"Aktivitas perusahaan saat ini masih dalam tahap eksplorasi. Mereka membuat kajian dan menghitung nilai ekonomis, serta menyusun rencana kerja," jelas Plt Camat Kelumpang Barat, M Octo Brahma Yogayana. Pihak perusahaan juga sudah melakukan sosialisasi kepada pemilik lahan. "Nanti bila sudah masuk tahap eksploitasi, jadi kewajiban mereka untuk sosialisasi," kata Octo.

Sekertaris Daerah Kabupaten Kotabaru, Said Akhmad menjelaskan, semua perusahaan yang akan berinvestasi di Kotabaru saat ini terkendala dengan pandemi covid. "Sekarang PT Qinfa hanya tahap pengeboran saja. Aktivitasnya masih dihentikan karena adanya covid. Kemungkinan perusahaan tersebut menunggu aman dulu baru akan lanjut," jelas Said.

Menanggapi masuknya investor minyak dan batu bara tersebut, Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Indonesia Kalimantan Selatan, Kisworo, memperingatkan kepada perusahaan untuk meminimalisiri dampak lingkungan yang bakal terjadi. "Buat pemimpin harus mengutamakan keselamatan rakyat dan lingkungan, jangan hanya mendatangkan investasi," tegas Kisworo. (mr-155/tof/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X