Daging Sapi

- Kamis, 22 Juli 2021 | 14:32 WIB

SAYA menyukai daging sapi, pada waktu bersamaan juga membenci lemak sapi.

=============================
Oleh: Muhammad Syarafuddin
Editor Hal Metropolis Radar Banjarmasin
=============================

Maka, bagian yang kenyal-kenyal itu biasanya disisihkan ke pinggiran piring.

Bukan karena pertimbangan kesehatan. Murni soal selera, suka tak suka. Dan sebagai pribadi yang adil, saya juga menolak lemak ayam dan lemak kambing.

Bahkan saya menolak tulangan dan hati. Terlalu pemilih? Saya bukan yang terparah.

Anda akan terkejut bila melihat sepupu saya makan. Ia hanya memiliki tiga pilihan: telur ceplok, telur dadar atau telur rebus.

Ikan saja ia tolak. Ikan laut atau sungai, di matanya sama saja. Sama-sama bersisik. Aneh, mengingat ia sebenarnya orang asli Banjarmasin.

Phobianya terhadap makanan memang mengherankan. Tapi kami tak pernah terpikir untuk mengantarnya kepada ahli kejiwaan makanan (kalau pun bidang itu memang ada).

Sebab, kebiasaan itu menguntungkan istrinya. Urusan memasak menjadi mudah dan cepat.

Namun, kebiasaan piring bersisa saya rupanya mengganggu sebagian orang. Termasuk mertua.

Saat saya berkunjung, beliau akan memasak secara khusus. Menu cari aman yang sudah pasti takkan disisihkan: tahu, tempe atau jamur.

Syukurnya, seiring pertambahan umur, sikap diri semakin terbuka dengan sayur-mayur.

Lalu, apa pentingnya menulis ini? Mumpung momen hari raya kurban. Sepekan ke depan, kemungkinan besar kita hanya akan memakan daging.

Sebenarnya, saya ingin sekali berbagi panduan tentang cara mengolah daging yang menumpuk di kulkas.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X