RS Banjarbaru Mulai Kewalahan, Pasien Isoman Meninggal di Rumah, Sehari Sampai Lima Jenazah

- Kamis, 22 Juli 2021 | 15:02 WIB
MENINGKAT TAJAM: Petugas pemulasaran jenazah Covid-19 dari Satgas Banjarbaru menguburkan sampai lima jenazah dalam sehari. Angka kasus Covid-19 di Banjarbaru melonjak tajam dalam beberapa waktu terakhir. | Foto:  BPBD Banjarbaru for Radar Banjarmasin
MENINGKAT TAJAM: Petugas pemulasaran jenazah Covid-19 dari Satgas Banjarbaru menguburkan sampai lima jenazah dalam sehari. Angka kasus Covid-19 di Banjarbaru melonjak tajam dalam beberapa waktu terakhir. | Foto: BPBD Banjarbaru for Radar Banjarmasin

BANJARBARU - Lonjakan kasus Covid-19 mulai mengganas akhir-akhir ini. Selain tambahan kasus positif, angka kematian juga bak meroket. Bayangkan saja, sehari sampai ada lima pasien Covid-19 yang dilaporkan meninggal.

Selain angka kematian yang naik. Rumah Sakit (RS) yang jadi rujukan penanganan pasien Covid-19 juga mulai kewalahan. Saat ini saja, pasien yang dideteksi tertular Covid-19 masih antri di IGD RS Daerah Idaman (RSDI) Banjarbaru sebagai rumah sakit rujukan.

Menilik data dari RSDI Banjarbaru per tanggal 21 Juli 2021, saat ini ada 71 pasien Covid-19 yang dirawat. Karena melebihi kapasitas ruangan khusus perawatan Covid-19 yang ada, RS terpaksa harus memungsikan ruangan lainnya yang sebelumnya digunakan untuk pasien penyakit umum.

"Sekarang ada total enam ruang yang difungsikan untuk perawatan Covid-19. Yakni ruang Parkit, Kasuari, Gelatik, Murai, Kenari serta Perina. Untuk antrian di IGD sekarang (kemarin siang) ada empat," kata Kasi Pelayanan Medik RSD Idaman, dr Siti Ningsih.

Adapun, untuk jumlah pasien yang meninggal di tanggal 21 Juli 2021 atau kemarin. Siti memaparkan bahwa ada tujuh pasien yang dinyatakan meninggal dengan rincian lima terkonfirmasi positif dan sisanya berstatus probable serta suspek.

"Untuk kategori usia pasien beragam. Kebanyakan pasien yang datang sudah dengan kondisi berat dan perlu ICU sementara ICU full dimana-mana. Kemungkinan pasien menahan diri di rumah lalu (dirujuk) ke RS ketika sudah berat," jelas Siti.

Lantas bagaimana kesiapan RSD Banjarbaru sendiri menghadapi lonjakan ini? Terlebih angka kematian cukup tinggi, yang mana sepanjang Juli hingga tanggal 21 Juli sudah ada 35 orang yang menghembuskan nafas terakhirnya.

Menurut Siti, terkait ruangan sudah hampir terisi penuh dengan BOR (Bed Occupancy Ratio) mencapai 92 persen. "Untuk total ruangan sisa kita ada sekitar 14 ruangan."

Soal kesiapan, untuk stok obat dan oksigen menurut Siti masih dalam keadaan siap. Pihaknya juga berencana menambah bed perawatan sembari meminta Pemko Banjarbaru dapat mengkoordinasikan dengan RS lainnya untuk menangani pasien Covid-19.

"Kita berharap bahwa ada RS alternatif lain yang juga bisa merawat sehingga tidak menumpuk di RSDI saja. Rencana kami juga mau rekrut relawan untuk buffer (penyangga) nakes kita yang harus istirahat," tuntasnya.

Sementara, menurut Satgas Covid-19 Banjarbaru, bahwa ada beberapa laporan pasien yang terdata meninggal saat sedang menjalani isolasi mandiri karena terindikasi tertular Covid-19.

"Benar tim kita di BPBD Banjarbaru ada menjemput korban meninggal terindikasi Covid-19 di rumahnya ketika isolasi mandiri. Jadi memang ada kasus demikian di Banjarbaru," kata Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kota Banjarbaru, Zaini Syahranie.

Dilanjut Zaini, bahwa penjemputan jenazah dari rumah hingga proses penguburan di liang lahat jadi kasus baru di Banjarbaru. "Ini baru-baru saja, jadi memang ada yang mereka isoman lalu parah dan tak sempat dirujuk sehingga meninggal di rumah," katanya.

Terkait hal ini, Zaini meminta dan menegaskan agar warga dapat segera melapor ketika sedang menjalani isoman apalagi jika gejalanya makin berat. Hal ini katanya agar mencegah kasus demikian terulang. (rvn/bin/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X