Kritik Pancasila di TikTok, Mahasiswa ULM Dipanggil Polisi

- Sabtu, 24 Juli 2021 | 09:48 WIB
AAA, Mahasiswi ULM yang kritik Pancasila. | Foto: instagram
AAA, Mahasiswi ULM yang kritik Pancasila. | Foto: instagram

BANJARMASIN – Gara-gara mengkritik Pancasila di TikTok, mahasiswi Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini harus diperiksa di mapolda.

Inisialnya AAA, duduk di semester lima. Ia sedang menghadapi penyidik siber dari Ditreskrimsus Polda Kalsel. “Sudah diperiksa tim siber beberapa hari yang lalu,” kata Kapolda Irjen Pol Rikwanto kemarin (23/7).

Ditambahkannya, belum dipastikan apakah akan dijerat dengan KUHP atau UU ITE, karena penyidik masih memerlukan keterangan ahli atas video yang diunggah AAA.

Tapi analisa sementara, konten video tersebut tak ada sangkut-pautnya dengan kampus terbesar di Kalsel tersebut. Lantas, apa sebenarnya yang disinggung mahasiswi ini hingga sontak menjadi viral?

Sebagai contoh, mengutip sebagian konten, AAA menyatakan, “Jika memang Pancasila itu ideologi unggul, harusnya bisa mengatasi wabah corona. Sekarang Indonesia turun jadi negara menengah bawah, setara dengan Timor Leste dan Samoa.”

“Faktanya, Indonesia jadi penyebaran virus terbesar di Asia, mengalahkan India. Nyatanya, orang-orang kecil mengemis kelaparan.” “Bansos untuk kaum papa menjadi bancakan kaum elit. Dan semua ini terjadi saat Anda mengklaim telah menegakkan Pancasila,” cecar AAA.

Bagi sebagian orang, mungkin terdengar seperti kritik biasa, tapi tidak bagi Polri. “Dia terkesan meragukan Pancasila,” kata Rikwanto.

Dia berharap, warga negara saling membantu, karena pandemi bukan hanya tugas pemerintah. “Dan tak ada kaitannya dengan ideologi dan dasar negara. Kaitannya adalah menjaga kesehatan, baik pribadi maupun keluarga," tegasnya.

Ketika dikonfirmasi, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni ULM, M Fuazi mengaku sudah mengetahui kasus itu. “Saya juga terkejut setelah melihat video tersebut,” akunya.

Dijelaskannya, ULM tak langsung menjatuhkan sanksi. Yang pasti, ada pembinaan. Jika setelah diberi peringatan masih mengulangi, baru yang bersangkutan bisa dikeluarkan.

Fauzi berharap, hal serupa takkan ditiru mahasiswa lainnya. Mereka bisa belajar dari kasus ini. “Sementara, asumsi kami ia terpapar (paham radikal) dari medsos," tutupnya. (gmp/at/fud/ema)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Diduga Hendak Tawuran, 18 Remaja Diamankan

Minggu, 17 Maret 2024 | 18:55 WIB

DPRD Kota Banjarmasin Usulkan 732 Pokir

Jumat, 15 Maret 2024 | 14:35 WIB

Sudah Diimbau, Remaja di Tapin Tetap Balapan Liar

Kamis, 14 Maret 2024 | 14:35 WIB
X