BANJARBARU – Melonjaknya kasus Covid-19 membuat satu per satu destinasi wisata di Banua kembali ditutup. Setelah sebelumnya kawasan Tahura Sultan Adam, kini giliran Kebun Raya Banua yang ditutup sementara.
Kepala UPTD Kebun Raya Banua Agung Sriyono mengatakan, kebun raya ditutup setelah mereka menerima surat edaran yang dikeluarkan Pj Gubernur Kalimantan Selatan terkait PPKM level 4 dan 3 di Banua. “Penutupan dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona,” paparnya.
Di samping itu, dirinya memaparkan ditutupnya sementara tempat wisata di kawasan perkantoran Setdaprov Kalsel di Banjarbaru tersebut juga sebagai bentuk dukungan mereka kepada Satgas Covid-19 yang berupaya menekan kasus penularan virus corona.
Meski kata dia, jumlah kunjungan di Kebun Raya Banua selama pandemi Covid-19 sebenarnya masih sepi. "Ramai waktu sebelum pandemi. Saat pandemi jarang masyrakat datang ke sini," katanya.
Dibangun secara bertahap sejak 2013, Kebun Raya Banua kini menjadi lokasi konservasi tanaman, tempat penelitian, penyelidikan, jasa lingkungan dan destinasi wisata.
Berbicara mengenai konservasi, kebun raya lebih menekankan untuk melestarikan tumbuhan berkhasiat obat dan tumbuhan lainnya yang memiliki nilai ilmu pengetahuan dan potensi ekonomi.
Selain tumbuhan obat, di kawasan Kebun Raya juga menjadi lokasi penanaman buah-buahan dan tanaman yang mulai langka. Misalnya, berbagai jenis durian Kalimantan dan anggrek endemik Kalimantan.
Saat ini sudah ada banyak jenis tanaman di kebun raya yang terbagi menjadi 12 zona. Mulai dari zona tanaman obat, buah, kayu, tanaman air tawar dan sebagainya.
Bukan hanya itu, ada banyak spot menarik untuk berfoto di kawasan Kebun Raya Banya. Seperti, taman labirin, embung dan lain-lain. Sehingga tempat ini sering didatangi masyarakat. Kalau tidak ditutup ketika kasus Covid-19 melonjak, dikhawatirkan di sini menimbulkan klaster baru.
Sebelumnya, Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam lebih dulu ditutup untuk umum pada Selasa (13/7). Plt Kepala Dinas Kehutanan (Dishut) Kalsel, Fatimatuzzahra mengatakan, penutupan tempat wisata di Kabupaten Banjar tersebut dilakukan demi mengantisipasi meningkatnya kasus Covid-19 di Banua.
"Berdasarkan data Satgas Covid-19 Kalsel yang kami minta, ternyata tujuh hari trakhir ada peningkatan kaus Covid-19 hingga 65 persen di Kalsel," ungkapnya.
Selain itu, dia menyebutkan, hal lain yang menjadi dasar penutupan objek wisata Tahura Sultan Adam adalah Instruksi Mendagri terkait PPKM darurat. Serta, Surat Edaran Gubernur Kalsel tentang PPKM mikro.
"Di samping itu, dalam surat pembukaan Tahura sebulan lalu juga ada klausul yang menyebutkan, apabila ada peningkatan Covid-19 maka Tahura akan kita tutup," sebutnya.
Oleh karena itu, Fatimatuzzahra menyampaikan, untuk bisa membuka Tahura Sultan Adam lagi pihaknya akan melihat bagaimana trend kasus Covid-19 di Kalsel. "Pada saat nanti kasus mulai landai dan dapat diatasi mungkin dibuka lagi," pungkasnya. (ris/ran/ema)