Habib Fatur Rancang Alat Deteksi Vaksin

- Senin, 2 Agustus 2021 | 05:19 WIB
HASIL OTODIDAK: Habib Fathur menunjukkan cara penggunaan Smart Checker dengan data pribadi dari e-KTP miliknya sendiri. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN
HASIL OTODIDAK: Habib Fathur menunjukkan cara penggunaan Smart Checker dengan data pribadi dari e-KTP miliknya sendiri. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN

BANJARMASIN - Smart Checker, itulah nama alatnya. Gunanya untuk mendeteksi apakah seseorang sudah divaksin atau belum.

Bentuknya persegi panjang. Di dalam kotak akrilik transparan itu, ada banyak kabel dan komponen elektronik tersambung. Di luar kaca, ada semacam pemindai.

Tempelkan saja e-KTP di alat pemindai itu, sensor kecil di sampingnya menyala. Bisa berwarna hijau atau merah. Bila hijau, artinya sudah divaksin. Kalau merah, artinya belum divaksin.

Alat itu karya Fathurrachman Bahasyim, warga Jalan Keramat Basirih RT 09 Banjarmasin Barat. Tinggal persis di samping Kubah Habib Hamid Bahasyim atau Kubah Habib Basirih.

Rampung dibuat sepekan lalu, motivasinya setelah membaca persyaratan yang hendak bepergian mesti menunjukkan kartu atau surat keterangan sudah divaksin.

Hati Habib Fathur pun terketuk. Ia ingin mempermudah masyarakat dan pemerintah.

“Jadi, tidak perlu bawa-bawa surat vaksin lagi. Cukup tempelkan e-KTP ke alat ini, akan langsung ketahuan. Apakah yang bersangkutan sudah divaksin atau belum," ujarnya Radar Banjarmasin, Sabtu (31/7) siang di kediamannya.

Cara kerjanya, alat itu terhubung ke penyimpanan data yang tersimpan dalam program Smart Checker.
Untuk uji coba, Habib Fathur memakai data pribadinya sendiri. “Kalau data lain tak dimasukkan, ya tak bisa dibaca,” tukasnya.

Sederhana, tapi kalau hendak dikembangkan, mau tak mau harus dikerjasamakan dengan pemerintah. Sebagai pemilik database e-KTP dan vaksinasi.

"Tinggal bagaimana mengembangkannya. Karena alat ini masih sebatas prototipe awal," ucapnya.

"Misalkan disambungkan ke database vaksinasi pemerintah, alat ini juga dapat mengetahui populasi yang sudah divaksin di suatu daerah," lanjutnya.

Selama merakitnya, Habib Fathur mengaku tak menemui kendala berarti. Menurutnya, harganya juga masih terjangkau.

"Saya menghabiskan sekitar Rp4 juta. Akan lebih terjangkau jika dibuat secara massal oleh pemerintah,” tambahnya.

“Terus terang saya hanya mengembangkan pelajaran dasar pemprograman yang pernah saya geluti di Surabaya dulu. Ya otodidak. Sebelumnya, pernah membuat ATM beras, tapi tak ada yang melirik," kisahnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X