Ekspor Lebih Besar Dibanding Impor, Sinyal untuk Peningkatan Produksi

- Senin, 2 Agustus 2021 | 05:56 WIB
HARGA BAGUS: Petani membawa sawit di perkebunan. Harga sawit di pasar internasional naik. | Foto: Ist
HARGA BAGUS: Petani membawa sawit di perkebunan. Harga sawit di pasar internasional naik. | Foto: Ist

BANJARBARU - Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel merilis nilai ekspor dan impor selama Juni 2021. Dalam rilis itu diketahui, nilai ekspor lebih besar dibandingkan impor.

Berdasarkan data BPS Kalsel, nilai ekspor Kalsel pada Juni 2021 tercatat USD698,87 juta. Naik 3,42 persen dibandingkan Mei 2021 yang mencapai USD675,75 juta. Sedangkan, nilai impor mengalami kenaikan sebesar 1,33 persen. Dari USD31,06 juta menjadi USD31,47 juta.

Terkait ekspor, Kepala BPS Kalsel, Yos Rusdiansyah mengatakan, nilainya naik lantaran kontribusi ekspor dari sejumlah kelompok barang pada Juni mengalami kenaikan. "Salah satunya kelompok bahan bakar mineral, nilainya USD584,92 juta. Naik sebesar 10,54 persen dibandingkan Mei," katanya.

Selain bahan bakar mineral, dia menyebut kelompok barang lain yang juga mengalami kenaikan ekspor yakni kelompok kayu atau barang dari kayu. "Nilai ekspor kelompok ini di Juni USD29,94 juta, naik sebesar 38,07 persen dibandingkan bulan sebelumnya," sebutnya.

Terkait negara tujuan ekspor, Yos mengungkapkan pada periode April barang-barang dari Kalsel paling banyak diekspor ke Tiongkok dengan nilai USD359,80 juta. "Nilai ekspor ke Tiongkok ini mengalami kenaikan 31,14 persen dibandingkan Mei 2021," ungkapnya.

Selain Tiongkok, dia menyampaikan, ekspor Kalsel ke India pada Mei juga lumayan tinggi yakni sebesar USD78,03 juta. "Malaysia berada di urutan ke tiga dengan nilai ekspor sebesar USD62,22 juta, disusul Jepang USD39,30 juta dan Pakistan USD30,64 juta," ucapnya.

Sementara itu, untuk perkembangan impor, Yos menuturkan, ada tiga kelompok barang yang mempunyai nilai impor tertinggi pada Juni 2021. Yakni, bahan bakar mineral sebesar USD24,95 juta; kapal laut, USD2,96 juta dan kelompok pupuk, USD1,24 juta.

"Kontribusi dari masing-masing tiga kelompok ini kalau diurut adalah 79,29 persen, 9,40 persen dan 3,94 persen dari total impor Juni," ucapnya.

Mengenai impor menurut negara asal, Yos merincikan, tertinggi berasal dari Singapura yang mencapai USD25,12 juta. Diikuti Malaysia, USD3,05 juta dan Korea Selatan, USD1,83 juta. "Singapura jadi yang tertinggi karena kontribusi impornya mencapai 79,82 persen, dari total nilai impor Kalsel," rincinya.

Dari data-data nilai eskpor dan impor, dia menuturkan neraca perdagangan ekspor impor Kalsel pada Juni 2021 menunjukkan nilai yang positif. Yakni, surplus sebesar USD667,40 juta. “Nilai tersebut lebih besar dibandingkan neraca perdagangan pada bulan Mei 2021 yang surplus USD644,69 juta,” paparnya.

Sementara itu, menanggapi data BPS Kalsel, Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Birhasani menuturkan, besarnya ekspor perlu menjadi perhatian para pelaku usaha untuk terus meningkatkan produksi dan perbaikan kualitas produk.

"Mengingat saat ini permintaan pasar dunia semakin tinggi, terutama terhadap komoditi dan produk pertambangan, serta kelapa sawit/CPO," ujarnya.

Terlebih saat ini kata dia, harga kedua komoditi tersebut sedang mengalami kenaikan di pasar dunia. Begitu pula produk lainnya, seperti karet alam, kayu maupun rotan.

"Pelaku usaha harus memanfaatkan momentum ini dengan sebaik-baiknya untuk turut serta memperbaiki pertumbuhan ekonomi Kalsel dan Indonesia pada umumnya," ucapnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Harga Emas Melonjak

Selasa, 16 April 2024 | 16:25 WIB
X