BANJARMASIN - Pemkot Banjarmasin memberlakukan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) sejak seminggu lalu. Hal ini berdampak pada sejumlah sektor usaha yang ditekuni oleh masyarakat Banjarmasin. Salah satu yang paling terdampak adalah sektor usaha cafe yang kini sedang tumbuh di Banjarmasin.
Omo pemilik sebuah cafe di kawasan Sungai Andai menuturkan selama seminggu pemberlakuan PPKM membuat omzetnya turun drastis.
"Yang awalnya sehari bisa dapat satu juta lebih, kini paling-paling hanya Rp200 rb per hari. Itupun terkadang minus samasekali, karena pengunjung enggan datang ke cafe lantaran takut kena rajia Satpol PP," ujar Omo.
Walaupun masih diperbolehkan beroperasi dengan sejumlah batasan ketat, Omo tak menampik potensi kerugian bakal nyata dialami oleh para pebisnis cafe. "Kami bisa untung apabila jumlah pengunjung banyak. Namun, karena PPKM ini, kami mau tidak mau harus banyak-banyak bersabar," ujarnya.
Untungnya, Omo menjalankan bisnis cafe di lahan miliknya sendiri. Sehingga, tak terbebani biaya sewa lahan. "Namun, saya harus tetap ketat dalam memanajemen keuangan. Untuk sementara ini, terpaksa gaji karyawan dipangkas sebanyak 30 persen. Kalau terus-terusan PPKM, mungkin usaha saya bisa tutup," keluhnya.
Senada, Sabri pemilik sebuah kedai kopi di bilangan Kayutangi menyatakan tak bisa berbuat banyak dengan pemberlakuam PPKM di Kota Banjarmasin. "Untuk saat ini sangat berat menjalankan bisnis. Sementara, saya ada empat karyawan yang harus digaji bulanan. Mudah-mudahan, PPKM ini tidak diperpanjang. Sehingga, para pengusaha kecil seperti saya bisa bertahan," tandasnya. (oza/bin/ema)
