Miris Sungai Jadi Tempat Pembuangan Sampah

- Rabu, 4 Agustus 2021 | 09:54 WIB
SUSUR SUNGAI: Menggunakan perahu dari BPBD Tapin, kelompok pemuda dari berbagai komunitas menyusur sungai Tapin selama 2,5 jam lebih. | Foto: Rasidi Fadli/Radar Banjarmasin
SUSUR SUNGAI: Menggunakan perahu dari BPBD Tapin, kelompok pemuda dari berbagai komunitas menyusur sungai Tapin selama 2,5 jam lebih. | Foto: Rasidi Fadli/Radar Banjarmasin

Dalam rangka hari sungai nasional, para pemuda Tapin mengisinya dengan kegiatan yang positif. Salah satunya susur sungai. Seperti apakah pengalaman mereka?

-- Oleh: RASIDI FADLI, Rantau

Terik matahari cukup panas, tapi tidak menyurutkan semangat para pemuda menurunkan dua perahu fiber meminjam dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tapin, dan satu ban karet besar untuk susur sungai Tapin.

Rutenya mulai dari belakang SDN Bungur 1 sampai ke belakang taman Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pasar. Jaraknya sekitar 4 kilometer. Perjalanan memerlukan waktu hampir 2,5 jam lebih, karena hanya mengandalkan arus sungai. Dimulai dari pukul 15.30 Wita sampai pukul 18.00 Wita.

Banyak hal yang ditemukan oleh para pemuda saat susur sungai. Terutama masalah  sampah yang sangat berserakan sepanjang sungai. Bahkan, ada lokasi bantaran sungai yang menjadi tempat pembuangan sampah.

Dalam aksi susur sungai yang dilakukan, para pemuda ini juga menyebar spanduk. Berisi imbauan agar masyarakat menjaga sungai, dan tidak membuang sampah di sungai. "Spanduk tersebut kami taruh di beberapa titik yang memang kelihatan banyak sampah. Total spanduk ada 10," ucap Dewi Rusmalina, anggota Komunitas Banua Rantau Pencinta Sungai (Barangai).

Dewi merasa miris melihat kondisi sungai Tapin. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, kondisi sungai tidak bersih seperti yang diceritakan orang tua dulu. "Di tengah kondisi sungai yang sudah berubah, tetap ada masyarakat yang menggunakan sungai untuk mandi maupun mencuci," bebernya.

Memang perlu perhatian khusus semua pihak, termasuk generasi muda untuk menanggulangi sampah dan bisa mengembalikan fungsi sungai. "Cara sederhana jangan lagi membuang sampah di sungai, atau selalu menyosialisasikan fungsi sungai untuk kehidupan orang banyak," tuturnya.

Norhafifah menambahkan sampah yang bertebaran di sungai akan jadi fokus utamanya bersama kawan-kawan. Langkah yang akan diambil nanti akan mengedukasi masyarakat yang hidup di bantaran sungai. "Tentang bagaimana cara mengelola sampah agar bisa diolah dan dimanfaatkan dengan baik. Bahkan bisa bernilai ekonomis," ucap cewek yang akrab disapa Afifah tersebut.

Dia tentu sangat miris melihat kondisi sungai yang dipenuhi sampah. Mulai dari sampah rumah tangga, rongsokan, sampai batang pohon. "Ditambah air yang keruh. Bagi saya yang memiliki kulit sensitif, usai susur sungai badan jadi gatal-gatal. Menandakan sungai dalam kondisi tidak baik-baik saja," jelasnya.

Ahmad Zainul Abidin dari Komunitas Barangai juga mengungkapkan hal yang sama. Sungai Tapin sudah keruh, dan banyak sampah. "Dalam kegiatan ini ada empat kelompok pemuda-pemudi yang terlibat. Mulai dari Komunitas Barangai, Duta Lingkungan, Duta Genre dan Forum Anak Kabupaten," ucap pria yang juga sebagai Duta Lingkungan tahun 2021 ini.(dye/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X