BANJARMASIN – Sejak kemarin (3/8), warna air Sungai Martapura berubah dari cokelat kekuningan menjadi hijau toska.
Sepintas lihat, tak banyak yang menyadari perubahannya. Tapi jika dilihat seksama, sungai yang membelah daratan Banjarmasin itu tampak lebih cantik.
Tidak keruh seperti biasanya. Tapi perubahan warna itu justru menandakan ada yang salah.
Kepala Bidang Pengawasan di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banjarmasin, Wahyu Hardi Cahyono menjelaskan, perubahan warna itu pertanda kadar dissolved oxygen (DO) atau oksigen terlarut dalam air sedang rendah-rendahnya.
"Ditambah cuaca panas dan hujan mendadak, bisa menyuburkan tanaman air. Misalkan alga dan lumut. Alhasil, dari permukaan sungai tampak berwarna hijau," jelasnya.
Fenomena ini bukan yang pertama. Beberapa tahun lalu juga sempat menjadi viral di media sosial.
Ia mengklaim, kondisi itu tak mempengaruhi kualitas air. Terutama sebagai air baku untuk menyuplai produksi PDAM.
“Tidak terjadi pencemaran. Hanya saja mungkin perlu ditambah lagi larutan pembersih airnya," tambahnya.
Maka, korbannya adalah ikan sungai dan biota lainnya. Mereka yang memerlukan oksigen untuk tetap hidup.
“Nanti kami turun ke lapangan untuk mengukur langsung kadar DO-nya,” tutup Wahyu. (war/fud/ema)