Dengan Kondisi Stres, Bekantan ini Masuk Mesjid lalu Dievakuasi

- Jumat, 6 Agustus 2021 | 10:36 WIB
PENJEMPUTAN: Petugas BKSDA Kalsel menjemput bekantan dari markas Tim Animal Rescue BPBD Banjarmasin di Jalan RE Martadinata, (5/8). Satwa yang terancam punah itu akan dilepasliarkan di Pulau Bakut, Batola.
PENJEMPUTAN: Petugas BKSDA Kalsel menjemput bekantan dari markas Tim Animal Rescue BPBD Banjarmasin di Jalan RE Martadinata, (5/8). Satwa yang terancam punah itu akan dilepasliarkan di Pulau Bakut, Batola.

BANJARMASIN - Tim Animal Rescue di bawah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarmasin mengamankan seekor bekantan yang memasuki permukiman.

Satwa endemik Kalimantan dengan nama latin Nasalis Larvatus itu dievakuasi dari dalam Masjid Al Kautsar di Desa Sungai Bakung, Kabupaten Banjar, Rabu (4/8) lalu.

Anggota Tim Animal Rescue, Hanafi menceritakan, setelah menerima laporan warga, ia berangkat bersama Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Banjarmasin menuju lokasi.

Ternyata, bekantan itu sudah seharian penuh di dalam masjid. Mengganggu jemaah yang hendak menunaikan salat. “Saat kami tiba, monyet hidung panjang itu sedang bergelantungan di lampu hias,” kisahnya (5/8).
Sebelum melepas suntikan bius, Hanafi dan rekan-rekannya membentangkan jala di bawah lampu.

Penangkapan berlangsung cepat. Begitu obat bius bereaksi, bekantan itu dengan mudah dibawa ke markas BPBD di Jalan RE Martadinata.

“Setelah pengecekan kesehatan, tidak ada luka. Tapi kondisinya lumayan stress,” jelasnya.

Pantauan Radar Banjarmasin, di dalam kurungannya, satwa dengan status terancam punah itu tampak aktif.
Medik Veteriner DKP3 Banjarmasin, Annang Dwijatmiko mengatakan, bekantan itu sudah siap untuk dilepasliarkan. "Cuma stres dan kelelahan. Kami berikan vitamin. Sekarang sudah normal,” ucapnya.

Hari itu pula, tim dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalsel datang menjemput bekantan itu. Staf Bagian Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH), Jarot Jaka Mulyono menerangkan, bekantan itu akan dilepaskan di kawasan konservasi taman wisata alam Pulau Bakut, Kabupaten Barito Kuala.

"Usia bekantan ini sekitar 5 tahun. Harus segera dikembalikan ke alam liar. Kalau terlalu lama seperti ini, bisa stres bahkan mati,” jelasnya.

Disebutkan Jarot, antara Januari sampai Agustus, sudah lima bekantan yang ditemukan tersesat di luar habitatnya. Rata-rata berkelamin jantan dan sudah berusia tua. "Bekantan sebenarnya hidupnya berkelompok. Bila usianya sudah terlalu tua, kebanyakan keluar dari habitatnya untuk digantikan yang lebih muda,” ulasnya.

“Segera hubungi pihak berwenang jika melihat bekantan memasuki permukiman warga agar bisa segera dievakuasi," pesannya. (war/fud/ema) 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

X