Pandemi, Investasi Asing Cuma 11,8 Persen

- Jumat, 6 Agustus 2021 | 11:13 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

BANJARBARU - Setelah terpuruk selama 2020, tahun ini nilai investasi Banua mulai membaik. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi (DPMPTSP) Kalsel mencatat, hingga triwulan II sudah ada Rp5,23 triliun investasi yang masuk. Padahal di periode yang sama tahun lalu, hanya Rp4,46 triliun.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi (DPMPTSP) Kalsel, Nafarin mengatakan, investasi yang masuk pada semester I tahun ini sebagian besar merupakan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).

"Dari Rp5,23 triliun, PMDN mencapai Rp4,61 triliun atau 88, 2 persen. Sedangkan, Penanaman Modal Asing (PMA) hanya Rp609 miliar atau 11,8 persen," katanya.

Dia mengungkapkan, selama pandemi PMA memang mulai seret. Ini dikarenakan para investor dari luar negeri sangat berhati-hati dalam berinvestasi. "Namun, kita terus berupaya untuk meyakinkan investor asing agar mau berinvestasi di sini," ungkapnya.

Lebih lanjut Nafarin menyampaikan, dari realisasi investasi semester I 2021, paling banyak adalah sektor perdagangan dan reparasi dengan jumlah 282 proyek. "Terdiri dari PMA 15 proyek, dan PMDN 267 proyek, dengan nilai investasi Rp76.760.000.000," ucapnya.

Sedangkan tertinggi kedua, yakni jasa lainnya sebanyak 67 proyek dengan nilai investasi Rp73 miliar. "Tertinggi ketiga ada di sektor konstruksi, dengan 65 proyek senilai Rp13 miliar," papar Nafarin.

Jika berdasarkan lokasi, dia menyebut, paling banyak investasi berada di Banjarmasin. Di kota ini pada triwulan kedua ada 177 proyek. "Disusul Tanbu 131 proyek, dan Kabupaten Banjar sebanyak 92 proyek," sebutnya.

Kemudian apabila dilihat dari negara asal, khusus untuk PMA pada semester I paling banyak dari Singapura dengan 63 proyek. Disusul Malaysia, 17 proyek, dan Korea Selatan 11 proyek.

Nafarin berharap, investasi bisa kembali bergairah walaupun pandemi belum usai. "Kita terus mempromosikan peluang investasi di Kalsel, baik lewat zoom meeting maupun media sosial," bebernya.

Selain itu, dia mengungkapkan, pihaknya juga selalu meyakinkan negara lain melalui kedutaan besar di Jakarta bahwa berinvestasi di Kalsel sangat baik. "Daerah juga menawarkan kemudahan berinvestasi, dengan mempercepat persyaratan dan perizinan yang ada," ungkapnya.

Sementara itu, Pakar Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof Dr. Alim Bachri menyarankan agar pemerintah segera melakukan langkah. Sebab, menurutnya turun dan naiknya investasi dapat berdampak terhadap perekonomian daerah. "Seperti pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja dan pendapatan masyarakat bakal terdampak," paparnya.

Langkah yang perlu dilakukan pemerintah menurutnya ialah, memetakan sektor-sektor ekonomi potensial yang tidak terlalu rentan terhadap wabah Covid-19. Agar dapat membantu menggerakkan perekonomian daerah.

"Di samping itu perlu penguatan dan peningkatan kemampuan pelaku ekonomi di sektor UMKM, terutama dalam hal marketing berbasis teknologi informasi," pungkasnya. (ris/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Kerja Sama dengan SRC

Jumat, 29 Maret 2024 | 14:49 WIB

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB
X