Jual Apa yang Bisa Dijual, Begini Nasib Motoris Kelotok Wisata Banjarmasin

- Selasa, 10 Agustus 2021 | 11:56 WIB
RAYAKAN KEMERDEKAAN: Motoris kelotok wisata di Menara Pandang mengganti bendera lama dengan yang baru, kemarin (9/8). Selama objek wisata di Sungai Martapura ditutup, mereka sangat menderita.  | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN
RAYAKAN KEMERDEKAAN: Motoris kelotok wisata di Menara Pandang mengganti bendera lama dengan yang baru, kemarin (9/8). Selama objek wisata di Sungai Martapura ditutup, mereka sangat menderita. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN

Bukan paket berisi sembako, tapi bendera merah putih yang dibagikan Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina kepada motoris kelotok wisata di Menara Pandang kemarin (9/8) pagi.

***

BANJARMASIN - Bendera kecil itu dipasang di masing-masing kelotok. Menggantikan bendera yang lama sudah kucel dan robek.

Pembagian bendera itu merayakan hari kemerdekaan republik, 17 Agustus nanti.

Wali kota berharap pandemi segera berakhir. Sehingga pariwisata, khususnya untuk Pasar Terapung dan susur sungai kembali ramai dikunjungi.

"Kami sangat memahami situasi yang sangat tidak menguntungkan ini. Hingga penghasilan pelaku wisata juga seret,” ujar Ibnu di depan para motoris dan pedagang.

“Tapi setidaknya, momen kemerdekaan bisa membuat kita tetap optimis,” tambahnya.

“Semoga pariwisata kita lekas pulih. Dengan semangat kayuh baimbai, kita tetap kuat dan bersemangat menghadapi ini,” sambungnya.

Masalahnya, melawan pandemi tak cukup dengan narasi bernada optimis. Motoris kelotok sedang membutuhkan bantuan nyata.

Salah seorang motoris, Saibani mengungkap, selama pandemi, bantuan dari pemko bisa dihitung dengan jari.
Ia bahkan menyebut masih lebih banyak bantuan non pemerintah. “Setahu saya hanya ada bantuan pada tahun lalu. Bantuan di tahun ini nihil," ungkapnya.

Pandemi menggebuk habis-habisan motoris kelotok. Selama kawasan Siring Pierre Tendean ditutup, baik di Menara Pandang maupun Patung Bekantan, kerap terlihat sepi.

Akhir pekan, kelotok belum tentu berlabuh. Kalau pun berlabuh, tak semua kebagian giliran membawa penumpang.
"Yang berlabuh paling banyak bisa membawa pulang Rp100 ribu," sebutnya.

Sejak PPKM level 4 diberlakukan, semakin parah. Tak ada pilihan, untuk bertahan hidup, para motoris menjual apa saja yang bisa dijual.

“Contoh saya, selama corona sudah menjual dua buah sepeda motor,” akunya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X