Topeng di Tangan 65 Pelukis, Pameran Lukisan di Taman Budaya Kalsel

- Sabtu, 14 Agustus 2021 | 09:07 WIB
PERUPA: Kris Imanu menyelesaikan lukisannya di Gedung Wargasari, Taman Budaya Kalsel di Jalan Hasan Basri, kemarin (13/8). | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN
PERUPA: Kris Imanu menyelesaikan lukisannya di Gedung Wargasari, Taman Budaya Kalsel di Jalan Hasan Basri, kemarin (13/8). | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN

Ada kisah kakek tua yang menghidupi dua cucunya. Ada kisah manusia serigala berwajah domba.

-- Oleh: WAHYU RAMADHAN, Banjarmasin

Di gedung Wargasari di Jalan Hasan Basri, Kris Imanu duduk di bangku plastik berkelir merah. Tangannya tampak asyik menggoreskan kuas ke atas kanvas.

Meski belum selesai, setidaknya sudah tergambar yang ingin ia lukis: seorang penari topeng.

"Baru 35 persen ini. Sedang mengisi waktu senggang saja," ujarnya kemarin (13/8). Seulas senyum menyungging di wajahnya.

Menyemarakkan hari jadi Kalimantan Selatan ke-71, selama lebih sepekan 12-21 Agustus, Taman Budaya Kalsel bersama Ikatan Pelukis Kalsel dan Sanggar Seni Rupa Sholihin menggelar pameran lukisan. Temanya 'Semarak Topeng'. Ada 65 karya dari 65 pelukis lokal yang dipajang.

“Sederhananya bagaimana para pelukis mengartikan atau memasukkan unsur topeng ke dalam lukisannya. Tentu aliran yang dihasilkan pun beragam," jelas Kris yang bertugas menjadi penjaga pameran. Memasuki gedung itu, kita seolah-olah dikepung topeng.

Ambil contoh karya Kris berjudul 'Never Give Up’. Di sana tampak seorang lelaki tua duduk di tengah sawah dengan ditemani dua bocah. Kakek itu sedang membuat topeng.

“Ini kisah seorang kakek untuk menghibur kedua cucunya yang riwayat keterbelakangan mental,” jelas warga Sungai Andai itu.

“Lukisan saya memang lebih banyak berisi pesan moral," tambahnya.

Menilik lukisan lain, ada karya M Zaini yang berjudul 'Pura-pura'. Lukisan itu memuat sosok aneh. Berbadan serigala tapi berwajah domba. Di belakang sosok itu tampak gedung-gedung beton menjulang tinggi.

"Topeng bisa baik menggambarkan kebaikan atau keburukan. Dan ini menggambarkan kepura-puraan. Bahwa kebohongan, meski ditutup-tutupi tetaplah kebohongan. Kepalsuan tetap kepalsuan," jelas Zaini.

Puluhan lukisan yang ditampilkan dalam pameran itu tak hanya menonjolkan hasil refleksi atau eksplorasi perupa. Tapi juga sebagai pengingat akan khazanah adat istiadat, seni dan budaya Banua.

Ambil contoh, karya Ridha Najmi asal Kabupaten Tanah Bumbu. Dalam karya berjudul 'Warisan', ia melukis seorang penari topeng di kawasan Banyiur Luar, Kelurahan Basirih, Kecamatan Banjarmasin Barat.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X