BANJARMASIN – KONI Kalsel menggelar pertemuan dengan sejumlah cabor di Sekretariat KONI Kalsel, Senin (16/8) pagi. Pertemuan tersebut dalam rangka membahas sekaligus mendata kesiapan tim pendamping yang akan menemani atlet serta pelatih pada ajang PON XX Papua mendatang.
Tim pendamping yang melekat tersebut terdiri dari para dokter, perawat, masseur, ketua rombongan kontingen, dan tim IT. Kehadiran mereka nantinya akan berfokus pada penanganan kesehatan para atlet PON yang bertanding.
"Seluruh tim yang mendampingi atlet tersebut dibagi menjadi 4 klaster. Ada klaster Jayapura Kota, klaster Kabupaten Jayapura, klaster Kabupaten Mimika, dan klaster Kabupaten Merauke," kata Ketua Rombongan Kontingen Kalsel untuk PON Papua, Gusti Perdana Kesuma.
Kabid Binpres KONI Kalsel tersebut mengatakan dibaginya kontingen Kalsel menjadi 4 klaster lantaran jauhnya akses venue pertandingan satu sama lain. Setiap klaster nantinya akan membuat posko tersendiri. "Tempatnya terpisah jauh makanya kontingen kami bagi empat. Segalanya akan diurus oleh perwakilan ketua rombongan serta tim pendamping. Setiap klaster punya posko sendiri karena tidak dijamin PB PON," jelasnya.
Kehadiran tim pendamping tersebut untuk mendukung 111 atlet, 56 pelatih, yang didukung 49 official. Jumlah itu menurutnya belum ditambah dengan 21 orang petugas keamanan atau aparat Satu Satuan Setingkat Peleton (SST) dari Polda Kalsel, ditambah 30 pengawalan untuk VVIP dari Brimob.
Untuk menunjang semuanya tentu memerlukan biaya cukup tinggi. Dari Rp21 miliar yang diusulkan, KONI Kalsel diminta untuk mengubahnya kembali hingga menjadi Rp18 miliar. "Sampai saat ini masih belum ada respons. Mudah-mudahan tak ada perubahan nominal lagi, karena itu sudah sangat minim kami anggarkan," tuntasnya.(bir/dye/ema)