Mural Sindiran juga Muncul di Banjarmasin, Warga Beri Dukungan

- Rabu, 18 Agustus 2021 | 08:01 WIB
SUARA KRITIS: Mural di Jalan RE Martadinata, kawasan eks Pelabuhan Marla, dipotret kemarin (17/8) siang. Semoga mural sindiran itu tak ditanggapi secara reaktif dan berlebihan. | FOTO: ENDANG SYARIFUDDIN/RADAR BANJARMASIN
SUARA KRITIS: Mural di Jalan RE Martadinata, kawasan eks Pelabuhan Marla, dipotret kemarin (17/8) siang. Semoga mural sindiran itu tak ditanggapi secara reaktif dan berlebihan. | FOTO: ENDANG SYARIFUDDIN/RADAR BANJARMASIN

BANJARMASIN – Mural yang menyindir penanganan pandemi menjadi sorotan nasional. Ternyata, lukisan serupa juga muncul di Banjarmasin.

Tepatnya di Jalan RE Martadinata. Di tembok pagar Pelabuhan Marla. Tak jauh dari Balai Kota.

Bunyinya, “Wabah sebenarnya adalah kelaparan.” Semuanya ditulis dalam huruf kapital.

Tak ada identitas pembuat, hanya ada keterangan kecil, “Rakyat bantu rakyat” di bawahnya.

Kawasan itu memang selalu ramai dengan seni urban seperti mural dan grafiti.

Bagi warga, mural itu bagus-bagus saja. Contoh Asnan yang tinggal di Jalan Teluk Tiram Darat. “Tidak masalah, sih. Buat apa juga dipersoalkan,” kata pria 40 tahun itu.

Asnan kebetulan bekerja di perusahaan ekspedisi yang berkantor di dekat sana. Seingatnya, mural itu sudah terpampang sejak dua hari terakhir.

Tapi ia tak tahu siapa yang membuatnya. “Biasanya yang mengerjakannya berkelompok, terkadang ada yang sendiri juga. Mereka melukisnya dari sore sampai malam hari,” tambahnya.

Ketimbang menambah kumuh, baginya keberadaan mural itu justru memperindah kawasan sudut kota.
Dia juga sepakat dengan isinya yang bernada menyindir. “Ya, sejenis satir. Apalagi ini menggambarkan keadaan rakyat sekarang,” tutupnya.

Semoga tak ada aparat reaktif yang sampai mencari-cari si pelukis mural seperti kejadian di Tangerang. (gmp/fud/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X