Kabar duka di tengah perayaan hari kemerdekaan. Data per tanggal 17 Agustus, 25 pasien covid di Banjarmasin dinyatakan meninggal dunia.
-- Oleh: ENDANG S, Banjarmasin
Pada masa pembatasan ketat, pemko meminta tradisi menggelar lomba seperti panjat pinang atau makan kerupuk ditiadakan.
Memang sudah seharusnya untuk menghindari penularan virus corona. Tapi selalu ada cara untuk merayakan milad republik ini.
Contoh, kemarin sejumlah remaja dari Kelayan Selatan, Banjarmasin Selatan berdiri di tepi Jalan Lambung Mangkurat.
Sekitar pukul 11.17 Wita, mereka mengibarkan bendera merah putih. Mengajak pengendara untuk berhenti sejenak. Mengangkat hormat dan mengheningkan cipta pada detik-detik pembacaan proklamasi 76 tahun silam.
Warga pun dengan senang hati mengikuti. Semuanya turun dari motor dan mobilnya. Selama tiga menit menunaikan upacara yang sederhana dan khidmat tersebut.
Salah satu remaja, Ahmad Saidillah mengatakan, aksi itu tidak spontan. “Memang direncanakan sejak tadi malam sama kawan-kawan,” ujarnya.
Pelajar SMK itu berharap, Indonesia dan Banjarmasin lekas pulih.
Sejak pandemi, sekolah ditutup. Ahmad dan teman-temannya sudah jemu belajar daring. “Pengin sekolah lagi. Sudah kangen belajar seperti dulu,” tambahnya.
Tak hanya mengibarkan bendera, mereka juga mengusung karton-karton dengan beragam tulisan.
Salah satunya berbunyi, “Agustusan kali ini lomba bertahan hidup.”
Sindiran cerdas di tengah penanganan pandemi yang menuntut banyak pembenahan. Apalagi korban jiwa sudah berjatuhan terlalu banyak. (fud/ema)
