BANJARMASIN - Daya beli masyarakat yang sedang merunduk karena pandemi Covid-19, berimbas pada penjualan alat masak. Terlebih setelah penerapan PPKM, penjualan alat masak di Banjarmasin mengalami penurunan. Terbatasnya aktivitas ekonomi masyarakat di bidang kuliner selama PPKM ini membuat pemasok alat masak juga membatasi produksi dan pemasarannya.
Alan, pedagang alat masak di Pasar Kuripan Banjarmasin tak menampik adanya penurunan penjualan alat masak sejak tiga bulan terakhir. "Sejak PPKM diberlakukan, banyak bisnis kuliner yang tutup. Sejak saat itu pula terjadi penurunan penjualan alat masak," ujar Alan.
Ditambahkan Alan, para pebisnis kuliner adalah konsumen utama penjualan alat masak. "Alat masak seperti panci, kompor, penggorengan, pisau, dan cetakan kue adalah barang yang banyak dicari pemilik usaha kuliner. Bahkan, mereka sering beli secara partai. Sekarang, sudah tidak seperti dulu lagi, pasar sepi, omzet turun," keluhnya.
Namun demikian, Alan tak mau menyerah dengan kondisi ini. "Caranya, saya maksimalkan penjualan secara online lewat medsos. Setidaknya, cara ini bisa mendukung penjualan, walaupun tak mencapai target," tambahnya.
Senada, Faisal, supervisor sebuah toko alat masak dan rumah tangga di Banjarmasin juga merasakan penurunan penjualan alat masak. "Sementara ini kami belum berani tambah stok alat masak. Kami fokus jualan barang stok yang ada, kalau tinggal 20 persen, baru kami pesan lagi ke pemasok," tandasnya. (oza/bin/ema)