BANJARMASIN – Lima penipu dengan modus janji ajaib menggandakan uang dihadirkan Polsek Banjarmasin Selatan dalam rilis perkara, Rabu (18/8).
Empat pelaku ditembak. Salah satunya otak kasus ini, Edi Simatupang.
Dengan terpincang-pincang pria 54 tahun itu berjalan dari sel tahanan menuju aula mapolsek.
Karena tak kuat berjalan, ia dipapah rekan-rekannya Marhat (50), Muhammad Rizal (41), Adri Junaidi (43) dan Khairul Anwar (53).
Edi menyangkal habis-habisan bahwa ialah otak penipuan tersebut. Ia menyebutkan nama Fahrudin, pelaku yang masih buron sebagai pemilik ide penipuan ini.
“Dalang sebenarnya dia. Kami sudah lama saling kenal. Saya kebetulan berbisnis barang antik. Karena pekerjaan itulah maka Fahrudin menghubungi dan mengajak saya,” dalihnya.
Edi sendiri baru sepekan tiba di Kalsel. Ia orang Sulawesi Selatan.
“Tugas saya hanya memerankan ritual. Minyak itu memang minyak biasa,” tambahnya.
Penyangkalan itu berbanding terbalik dengan fakta bahwa Edi lah yang menerima bagian terbanyak disbanding pelaku lainnya. Edi mengambil sebanyak Rp32 juta.
“Pembagian itu bukan karena saya yang lebih banyak bekerja. Tapi karena operasionalnya menggunakan uang saya,” sangkalnya.
Yang hebat, mereka dengan mudah membuat korbannya terperdaya.
Terungkap, sebelum penyerahan uang Rp100 juta di Hotel Kharisma di Jalan KS Tubun, Banjarmasin Selatan pada Rabu (11/8) sore, sudah ada pertemuan pembuka sepekan sebelumnya.
Di sana, korban menyerahkan uang Rp100 ribu. Diolesi minyak, disulap menjadi Rp200 ribu. Tentu saja, penggandaan uang itu trik sederhana. Ketika lengah, Junaidi menyelipkan lagi selembar uang lainnya.
Dari sana, korban meyakini bisa mendapat keuntungan berlipat-lipat dari kawanan ini.
“Korban bisa diyakinkan. Kami lalu merencanakan ritual dengan jumlah uang yang lebih besar,” tutup Edi.