Intensitas Hujan Menurun, Titik Api Mulai Sering Muncul di Lahan-Lahan Kalsel

- Jumat, 20 Agustus 2021 | 10:57 WIB
BERMUNCULAN: Petugas saat memadamkan kebakaran lahan beberapa waktu lalu. | FOTO:  BPBD KALSEL FOR RADAR BANJARMASIN
BERMUNCULAN: Petugas saat memadamkan kebakaran lahan beberapa waktu lalu. | FOTO: BPBD KALSEL FOR RADAR BANJARMASIN

BANJARBARU - Menurunnya intensitas hujan, membuat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dalam beberapa hari terakhir mulai bermunculan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel sampai harus mengerahkan heli water bombing untuk melakukan pemadaman.

Kabid Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Kalsel, Abriansyah Alam mengatakan, akhir-akhir ini hampir setiap hari ada titik api di sejumlah wilayah. Yakni, di Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Tanah Laut hingga Hulu Sungai Selatan. "Di Hulu Sungai Selatan paling sering," katanya.

Sedangkan dalam beberapa hari terakhir dia menyebut, titik api muncul di Martapura Barat, Kabupaten Banjar dan di Liang Anggang, Banjarbaru. "Untuk memadamkan hotspot yang muncul beberapa hari terakhir kami sampai harus melakukan water bombing," sebutnya.

Lanjutnya, kebakaran lahan yang cukup luas dalam beberapa hari terakhir berada di Liang Anggang. Di kawasan ini titik api luasannya mencapai 60 hektare. "Alhamdulilah, sudah 40 hektare yang dipadamkan. Sekarang sisa asap tipis," ujarnya.

Disinggung sudah ada berapa total luasan karhutla tahun ini, Abri menuturkan pihaknya masih belum menghitungnya. "Kami masih menunggu laporan dari Satgas udara dan darat untuk menghitung luasan yang terbakar," tuturnya.

Namun, menurutnya karhutla tahun ini lebih luas dibandingkan 2020 lalu. Sebab, cuaca kali ini cukup panas. "Kalau tahun lalu kemarau basah, heli water bombing sampai tidak beroperasi lantaran tidak ada hotspot," bebernya.

Melihat titik api mulai bermunculan, Abri mengatakan, pihaknya telah meminta tambahan heli water bombing ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk membantu satu unit heli yang sudah ada.

"Dua unit heli water bombing mungkin akan cukup untuk melakukan satgas udara. Sembari kita melihat perkembangan lagi, kalau hotspot semakin banyak, kita minta heli lagi," katanya.

Selain meminta tambahan heli water bombing, Abri menyampaikan, untuk mengatasi meningkatnya titik api yang muncul, Satgas udara juga lebih intens melakukan patroli.

"Heli patroli sekarang berpatroli dua kali sehari, pagi dan sore. Sebelumnya hanya pagi. Karena, ada kecenderungan titik api muncul pada sore hari," ucapnya.

Sementara itu, terkait musim Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Banjarbaru, Goeroeh Tjiptanto melalui Staf Data dan Informasi, Khairullah menyatakan, sebagian besar wilayah Kalimantan Selatan saat ini sudah memasuki musim Kemarau. "Kecuali sebagian Kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru," katanya.

Untuk prakiraan kapan musim hujan tiba, dia menuturkan bahwa saat ini masih dalam draft. Jika sudah fix akan segera mereka sosialisasikan ke masyarakat.

"Namun jika dilihat dari normalnya, secara umum awal musim hujan untuk wilayah Kalimantan Selatan berkisar antara awal Oktober sampai awal November," tuturnya.

Terkait sifat musim, Khairullah menuturkan, panas pada musim kemarau tahun ini berada di atas normal. "Tahun ini musim kemarau secara umum di atas normal dibandingkan biasanya (normalnya). Jika dibandingkan, tahun 2020 masih lebih basah," pungkasnya. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pengedar Sabu di Samboja Ditangkap di KuburanĀ 

Jumat, 26 April 2024 | 19:32 WIB

EO Bisa Dijerat Sejumlah Undang-Undang

Rabu, 24 April 2024 | 08:00 WIB
X