Bukan Tukang Bubur

- Sabtu, 28 Agustus 2021 | 09:23 WIB

SEKITAR tahun 2015, Jawa Pos menurunkan rubrik anyar: Indonesia di tangan bupati. Sesuai namanya, isinya memang good news.

===========================
Oleh: Muhammad Syarafuddin
Editor Halaman Metropolis Radar Banjarmasin
===========================

Melaporkan pekerjaan kepala daerah yang manfaatnya dirasakan masyarakat.

Di tengah tren berita blusukan yang sarat pencitraan atau bad news tentang OTT (operasi tangkap tangan) bupati dan wali kota, rubrik itu menyegarkan.

Siapa yang diulas, ditentukan oleh Jawa Pos. Kami radar-radar di daerah hanya menunggu penugasan.

Tokoh menarik tak terkenal dari kabupaten yang terdengar asing pun kebagian giliran untuk mejeng di rubrik tersebut.

Beberapa bulan berjalan, Radar Banjarmasin dihubungi. Jawa Pos meminta berita, foto dan infografis tentang Wali Kota Muhidin.

Angle-nya juga sudah ditentukan. Perihal keberhasilan Muhidin membersihkan trotoar dari lapak kaki lima dan sungai dari kios liar.

Saya tak keberatan menggarapnya. Bagi reporter desk kota, bahannya banyak melimpah.

Hanya agak terkejut. Sebelumnya saya pikir koran nasional takkan tertarik dengan berita dari satu kota kecil di ujung pulau Kalimantan.

Apalagi tentang Muhidin. Orang Binuang yang kalah tenar dari lakon Haji Muhidin di sinetron komedi Tukang Bubur Naik Haji.

Singkat cerita, menjelang deadline, hanya tersisa satu masalah. Redaksi Jawa Pos pasti bersungut-sungut kalau dikirimkan foto seremoni dari arsip lawas.

Janji untuk sesi pemotretan dadakan dibuat. Mencuri-curi waktu di tengah padatnya agenda wali kota. Siring Pierre Tendean dekat Rumah Anno 1925 dipilih sebagai lokasi.

Ajudan mewanti-wanti agar saya bekerja cepat. Katanya Muhidin harus segera ke bandara. Kalau telat bakal ditinggal pesawat.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X