Kain Kafan pun Langka, Akibat Tingginya Angka Kematian di Banjarmasin

- Sabtu, 28 Agustus 2021 | 10:13 WIB
KAIN SISA: Beberapa meter kain kafan yang tersisa di salah satu toko di Pasar Sentra Antasari. Kondisi ini sudah berlangsung sebulan lamanya. | FOTO: ENDANG SYARIFUDDIN/RADAR BANJARMASIN
KAIN SISA: Beberapa meter kain kafan yang tersisa di salah satu toko di Pasar Sentra Antasari. Kondisi ini sudah berlangsung sebulan lamanya. | FOTO: ENDANG SYARIFUDDIN/RADAR BANJARMASIN

Tingginya angka kematian selama pandemi membuat permintaan kain kafan melonjak. Stok kain pembungkus jenazah itu menipis. Bahkan di beberapa toko stoknya sudah kosong.

***

BANJARMASIN - Contoh di Pasar Sentra Antasari. Salah seorang pedagang kain, Amel mengatakan, kain kaci merek Camel itu hanya tersisa beberapa meter saja. Padahal pelanggannya perlu banyak.

“Sudah hampir sebulan kosong begini,” ujarnya (27/8). Ia biasanya memesan dari Jawa. Tapi toko grosir di sana juga kewalahan menghadapi permintaan pasar. Akhirnya, pelanggan di Banjarmasin sempat tak kebagian. “Di sana kan banyak juga yang meninggal gara-gara covid,” tambahnya.

Sebenarnya, ada merek lain. Harganya juga lebih murah, Rp180 ribu per rol (satu rol 27,3 meter). “Tapi kualitasnya lebih kasar. Makanya kurang diminati,” jelasnya.

Kalau pun stoknya ada, harganya sudah naik. “Kenaikannya Rp40 ribu per rol. Jadi kalau normalnya dapat Rp190 ribu, sekarang dijual Rp239 ribu per rol,” sebutnya.

Senada dengan salah seorang pemilik toko alat-alat kematian di Jalan Pangeran Antasari, Amah.

Stok di tokonya tersisa kain kafan untuk ukuran anak kecil. “Kalau ukuran dewasa, sudah habis. Tapi kabarnya pasokannya sudah tiba di Banjarmasin,” ujarnya. Sementara Wahyu, pedagang besar di Pasar Sudimampir, melihat konsumen mencari kain putih biasa sebagai pengganti kain kafan.

“Saya sebenarnya tak khusus menjual kain kafan. Tapi karena di toko-toko alat kematian sudah kosong, makanya mereka beralih kemari untuk mencari kain lain,” jelasnya. Mau tak mau, harga per meternya pun lebih mahal. “Kain ini biasanya dipakai untuk ibadah umrah. Mutunya lebih bagus. Rp40 ribu per meter,” tutupnya.

Empat RT Masuk Zona Merah

Zona merah kembali muncul di ibu kota Provinsi Kalsel ini. Dalam peta penularan COVID-19 terbaru yang dirilis Dinas Kesehatan Banjarmasin, zona merah muncul di empat RT di empat kelurahan.

Muncul di Kelurahan Sungai Miai dan Alalak Utara di Banjarmasin Utara, Telaga Biru di Banjarmasin Barat, dan Kelurahan Pemurus Dalam di Banjarmasin Selatan. Juru Bicara Satgas COVID-19 Banjarmasin, Machli Riyadi menerangkan, zona merah ditetapkan lantaran di satu RT ada lebih dari lima buah rumah yang penghuninya positif terinfeksi COVID-19.

Ditambahkannya, tenaga pelacak telah menelusuri kontak erat. Bersama babinsa dan bhabinkamtibmas yang merupakan satgas di tingkat kelurahan.

"Statusnya, mereka yang terkonfirmasi positif sedang menjalani isolasi mandiri. Satgas di tkelurahan akan memantau kondisinya. Apabila memburuk langsung dirujuk ke rumah sakit," janjinya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X