Di Kalsel, Heli Bom 3 Juta Liter Air

- Sabtu, 28 Agustus 2021 | 11:09 WIB
BAWA BOM AIR: Heli pengebom air saat bersiap menuju titik hotspot dari bandara. | FOTO: DOK/RADAR BANJARMASIN
BAWA BOM AIR: Heli pengebom air saat bersiap menuju titik hotspot dari bandara. | FOTO: DOK/RADAR BANJARMASIN

BANJARBARU - Didatangkan untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kasel, heli water bombing bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP) hingga kini sudah beroperasi 70 jam.

Kepala Sub Bidang Kedaruratan BPBP Provinsi Kalsel, S Dinarja mengatakan, selama beroperasi heli water boombing jenis MI8 tersebut sudah menyiramkan 30 juta liter air. "Paling sering memadamkan api di daerah Banua Enam dan sekitarnya," katanya.

Namun, dia mengungkapkan selama berada di Banua fokus heli tetap dioperasikan di kawasan sekitar Bandara Internasional Syamsudin Noor dan sekitarnya. "Misalnya di Liang Anggang, Gambut, Martapura Barat, dan sekitarnya," ungkapnya.

Disampaikannya, kawasan sekitar bandara ditetapkan menjadi ring satu penanganan karhutla. Sebab, area tersebut apabila terjadi kebakaran asapnya dapat mengganggu penerbangan.

Meskipun pada September 2021 nanti diprediksi akan memasuki musim hujan, namun menurut Dinarja, Satgas masih akan terus rutin melakukan patroli. "Karena status Siaga Karhutla di Kalsel masih mengacu dari 1 Juni hingga 30 November 2021," ujarnya.

Sementara itu, Kabid Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Kalsel, Abriansyah Alam mengatakan, akhir-akhir ini hampir setiap hari ada titik api di sejumlah wilayah. Yakni, di Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Tanah Laut hingga Hulu Sungai Selatan. "Di Hulu Sungai Selatan paling sering," katanya.

Sedangkan dalam beberapa hari terakhir dia menyebut, titik api muncul di Martapura Barat, Kabupaten Banjar dan di Liang Anggang, Banjarbaru. "Untuk memadamkan hotspot yang muncul beberapa hari terakhir kami sampai harus melakukan water bombing," sebutnya.

Lanjutnya, kebakaran lahan yang cukup luas dalam beberapa hari terakhir berada di Liang Anggang. Di kawasan ini titik api luasannya mencapai 60 hektare. "Alhamdulilah, sudah 40 hektare yang dipadamkan. Sekarang sisa asap tipis," ujarnya.

Disinggung sudah ada berapa total luasan karhutla tahun ini, Abri menuturkan pihaknya masih belum menghitungnya. "Kami masih menunggu laporan dari Satgas udara dan darat untuk menghitung luasan yang terbakar," tuturnya.

Namun, menurutnya karhutla tahun ini lebih luas dibandingkan 2020 lalu. Sebab, cuaca kali ini cukup panas. "Kalau tahun lalu kemarau basah, heli water bombing sampai tidak beroperasi lantaran tidak ada hotspot," bebernya.

Melihat titik api mulai bermunculan, Abri mengatakan, pihaknya telah meminta tambahan heli water bombing ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk membantu satu unit heli yang sudah ada.

"Dua unit heli water bombing mungkin akan cukup untuk melakukan satgas udara. Sembari kita melihat perkembangan lagi, kalau hotspot semakin banyak, kita minta heli lagi," katanya.

Selain meminta tambahan heli water bombing, Abri menyampaikan, untuk mengatasi meningkatnya titik api yang muncul, Satgas udara juga lebih intens melakukan patroli.

"Heli patroli sekarang berpatroli dua kali sehari, pagi dan sore. Sebelumnya hanya pagi. Karena, ada kecenderungan titik api muncul pada sore hari," pungkasnya. (ris/ran/ema)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Transaksi Narkoba di Sumber Sari Terungkap  

Sabtu, 20 April 2024 | 16:45 WIB

Tiga Terdakwa Suap di Paser Akui Bersalah

Sabtu, 20 April 2024 | 08:56 WIB
X