Cuaca Buruk, Produksi Ikan Turun

- Senin, 30 Agustus 2021 | 12:50 WIB
MUSIM OMBAK BESAR: Gelombang besar membuat nelayan tidak melaut yang memicu turunnya produksi ikan. | Foto: IST
MUSIM OMBAK BESAR: Gelombang besar membuat nelayan tidak melaut yang memicu turunnya produksi ikan. | Foto: IST

BANJARBARU - Akhir-akhir ini cuaca Kalsel kurang bersahabat. Meski berada pada musim kemarau, namun hujan deras disertai angin kencang dalam beberapa hari terakhir mengguyur sejumlah wilayah.

Buruknya cuaca ternyata berdampak terhadap produksi ikan laut di Banua. Karena, Dinas Kelautan dan Perikanan Kalsel lebih selektif mengeluarkan surat persetujuan berlayar bagi para nelayan.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kalsel, Rusdi Hartono mengatakan, pihaknya telah menerima informasi dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Banjarmasin bahwa cuaca saat ini sedang tidak bersahabat. Sehingga bisa memicu tingginya gelombang laut.

"Sehingga, kami harus selektif mengeluarkan surat persetujuan berlayar. Kalau cuaca buruk, nelayan tidak kami izinkan berlayar," katanya.

Dia mengungkapkan, karena ada sejumlah nelayan tidak diperbolehkan melaut, kini produksi ikan laut Kalsel menurun. "Turun sekitar 15 sampai 20 persen," ungkapnya.

Penurunan produksi ikan sendiri menurut Rusdi dapat dilihat dari jumlah kapal nelayan yang tiba di pelabuhan perikanan. "Di pelabuhan Banjarmasin misalnya, biasanya sehari ada 5 sampai 10 kapal nelayan tiba membawa ikan. Sekarang cuma dua sampai tiga kapal," ujarnya.

Kapal nelayan yang tiba sendiri kata dia, biasanya masing-masing membawa 10 hingga 15 ton ikan laut. "Jadi sehari produksi ikan kita turun puluhan ton," katanya.

Namun, Rusdi memastikan, turunnya produksi ikan laut tidak mengganggu ketersediaan di pasaran. "Bahkan masih ada yang dikirim ke Kalteng dan lain-lain," paparnya.

Secara terpisah, Prakirawan Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor, Rianita Sekar Utami menyampaikan, berdasarkan pantauan mereka hingga beberapa hari ke depan wilayah Kalsel masih berpotensi diguyur hujan ringan sampai sedang. "Khususnya bagian timur, selatan dan sebagian barat," ucapnya.

Selain itu, dia menuturkan gelombang di Laut Jawa dan perairan Kotabaru juga masih tinggi: antara 1,25 - 2,5 meter. "Ini masih perlu diwaspadai bagi kapal-kapal berukuran kecil," tuturnya.

Cuaca saat ini sendiri menurut Rianita, dipengaruhi oleh adanya Madden Julian Oscillation (MJO). Di mana 26 Agustus 2021 tadi berada pada kuadran 2 (Indian Ocean).

"Ini menunjukkan MJO cukup berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia," bebernya.

Di samping itu, dijelaskannya bahwa model filter spasial MJO menunjukkan adanya gangguan fenomena MJO di wilayah Laut Jawa, Selat Makassar bagian selatan, Sulawesi Selatan bagian selatan, Sulawesi Tenggara bagian selatan, Teluk Bone dan Kalimantan Selatan bagian Selatan yang mampu meningkatkan aktivitas konvektif di wilayah tersebut.

"Serta adanya labilitas lokal yang kuat mendukung pertumbuhan awan hujan," pungkasnya. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Harga Emas Melonjak

Selasa, 16 April 2024 | 16:25 WIB

Desa Wisata Pela Semakin Dikenal

Selasa, 16 April 2024 | 11:50 WIB

Pekerjaan Rumah Gubernur Kaltim

Selasa, 16 April 2024 | 09:51 WIB

Usulkan Budi Daya Madu Kelulut dan Tata Boga

Selasa, 16 April 2024 | 09:02 WIB
X