BANJARMASIN - Pandemi Covid-19 berdampak besar terhadap pemilik jasa angkutan. Walaupun sudah memaksimalkan semua upaya, para pemilik jasa angkutan di Banjarmasin lebih memilih mangkal di pinggir jalan. Seperti para sopir angkutan barang yang terlihat mangkal di sepanjang kawasan Kayutangi, Banjarmasin Utara.
Berdasarkan pantauan Radar Banjarmasin, setidaknya ada enam mobil angkutan yang mangkal di pinggir jalan. Para sopir angkutan tersebut setia menanti apabila ada yang memerlukan jasa mereka. "Kami sudah banyak promosi, termasuk secara online di media sosial. Namun, respon masyarakat masih minim, jadi kami tetap mangkal di pinggir jalan untuk jemput bola," ujar Rustam, salah satu sopir angkutan.
Menurut Rustam, suasana pandemi Covid-19 sejak hampir dua tahun ini membuat usahanya terseok-seok. "Sebelum pandemi, saya banyak dapat orderan mengangkut barang. Tapi, kalau saat ini, dalam sebulan paling hanya dapat sekali orderan," tambahnya.
Situasi ekonomi masyarakat memang sedang lesu, tapi Rustam dan sopir angkutan lainnya tak menurunkan tarif. "Kalau tarif kami turunkan, kami tidak dapat untung. Sekarang, bisa bertahan saja sudah syukur," ujarnya.
Lantaran bekerja secara swadaya, tidak ada tarif tetap untuk usaha jasa angkutan seperti yang dilakoni Rustam. "Tarif bisa nego. Contohnya, kalau mau antar barang dari Banjarmasin ke Banjarbaru mulai Rp250 ribuan. Tergantung barang apa yang dibawa. Semakin banyak dan semakin berat, tarifnya tentu disesuaikan," tandasnya.(oza/bin/ema)