Sampah dan Bangunan Liar Makin Mengganggu, Sungai Martapura Harus Ditangani Bersama

- Kamis, 9 September 2021 | 13:53 WIB
PENDUDUK SUNGAI: Sebuah rumah di bantaran Sungai Martapura saat dilewati tim  susur Sungai Martapura kemarin. Bangunan di bantaran sungai salah satu persoalan yang dihadapi untuk program revitalisasi. | FOTO: M OSCAR FRABY/RADAR BANJARMASIN
PENDUDUK SUNGAI: Sebuah rumah di bantaran Sungai Martapura saat dilewati tim susur Sungai Martapura kemarin. Bangunan di bantaran sungai salah satu persoalan yang dihadapi untuk program revitalisasi. | FOTO: M OSCAR FRABY/RADAR BANJARMASIN

BANJARMASIN - Sungai Martapura benar-benar harus direvitalisasi. Sampah dan bangunan kumuh yang berada di bantaran mulai liar menganggu. Kondisi ini disaksikan langsung oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalsel saat melakukan susur Sungai Martapura kemarin.

Susur sungai kemarin menindaklanjuti nota kesepakatan bersama antara Pemprov Kalsel, Pemkab Banjar dan Pemko Banjarmasin tentang percepatan pengendalian pencemaran dan kerusakan sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Martapura.

DLH Kalsel mengajak stakeholder terkait, termasuk menggadeng TNI untuk melihat langsung kondisi Sungai Martapura yang harus dilakukan penanganan bersama.

“Kita sama-sama sudah menyaksikan, banyak pekerjaan rumah yang harus kita lakukan dan benahi bersama, mulai dari kebersihan sungai, rumah bantaran sungai, jamban apung dan sejenisnya yang harus dipoles dan diindahkan,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kalsel, Hanifah Dwi Nirwana.

Dilibatkannya TNI sebutnya akan menambah semangat untuk menjadikan program Martapura Bungas ini kian mantap dan bisa terwujud hingga terlaksana dengan baik. Kegiatan Martapura Bungas ini akan Kick Off mulai 18 September mendatang. Dibarengkan dengan World Cleanup Day (WCD) 2021.

Dijelaskannya, fokus pelaksanaan akan dilakukan di Lokbaintan dan 10 desa yang dipilih di seputar bantaran Sungai Martapura. “Yang paling penting dari program ini adalah membangun mindset masyarakat untuk berprilaku ramah lingkungan,” imbuhnya.

Dia mengatakan, agar program ini berjalan lebih maksimal, pihaknya akan melibatkan komunitas sungai dari Banjarmasin dan Martapura yang berhubungan langsung dengan Sungai Martapura.

Setelah susur sungai kemarin, pihaknya sudah menemukan potensi yang mengakibatkan Sungai Martapura tercemar. Yakni, bangunan liar dan kumuh di bantaran, sampah kiriman dari hulu hingga jamban apung. “Kesuksesan kegiatan ini perlu dukungan kuat semua elemen. Karena itu kolaborasi dan elaborasi diperlukan, termasuk elemen pemerintah daerah Banjarmasin dan Martapura termasuk unsur TNI dan Polri,” tutur Hanifah.

Sementara, Kasiter Korem 101 Antasari, Letkol Kav Dicky Atmunantho Mulkam mengatakan dirinya merasa tertantang dengan program ini. Terlebih dia baru menjabat tidak lebih dari tiga bulan di Banjarmasin. Dia bercerita saat bertugas di Jawa Barat, dia turut serta menangani Sungai Citarum dengan kondisi sungai tak jauh beda perlakuannya.

“Saya sudah ikut susur sungai. Saya lihat, untuk memperbagus dan membersihkan Sungai Martapura dan bantaran sungai, sangat kompleks. banyak yang harus kita lakukan dan harus kita benahi bersama-sama,” kata Dicky.

Dia sendiri punya ide, musala atau masjid yang ada di bantaran Sungai Martapura agar dibuka akses untuk wisatawan untuk berkunjung dan bisa dibuka Serambi wisata seputar kawasan tersebut. Tentu saja aksesnya melalui sungai. “Selain bisa melakukan ibadah bisa juga melihat kreatifitas dan kearifan lokal yang ada di sekitar tempat ibadah,” cetusnya.

Dandim 1006/Martapura Letkol Inf Imam Muchtarom, menambahkan kegiatan pembersihan Sungai Martapura ini tidak bisa selesai dalam satu acara saja. Perlu berkelanjutan dan konsisten. “Harus dikeroyok bersama,” ujarnya. (mof/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X