BARABAI- Minat pemuda Hulu Sungai Tengah (HST) untuk belajar sastra lisan "Basyair" patut diapresiasi.
Sastrawan muda Rizkie Atmanegara menjelaskan, sastra lisan Banjar tidak sekuat sastra di Jawa, Bali dan Aceh. Karena sastra Banjar tidak memiliki aksara khusus.
"Tapi kita punya banyak kelebihan. Bahasa Banjar diklasifikasikan menjadi tiga. Yakni Banjar Pahuluan, Banjar Kuala, dan Banjar Batang Banyu," katanya dalam acara Bimtek Pelindungan Sastra Banjar Basyair, Kamis (9/9) di objek wisata Baruh Bunga.
Rizkie mengajak para pemuda untuk menjaga kebudayaan sastra lisan itu. "Harus bangga dengan bahasa kita. Ini adalah budaya dialek yang harus kita pertahankan dan jangan malu," ajaknya.
Sastra lisan Basyair Banjar sendiri berisikan materi tentang unsur sejarah, agama, ataupun cerita rekaan.
Kepala Balai Bahasa Kalsel Muhammad Luthfi Baihaqi menjelaskan, para pemuda memang menjadi sasaran dalam melindungi sastra lisan. Dari mereka diharapkan muncul sastrawan muda di Banua. (mal/ema)