BANJARMASIN – Pencarian dua penumpang truk maut di Pelabuhan Trisakti Bandarmasih membuahkan hasil. Dua korban ditemukan mengapung di Sungai Barito, Minggu (13/9).
Pertama, jenazah Sadir (40) ditemukan sekitar pukul 11.30 Wita. Disusul jenazah Adi Mustofa (40) sekitar pukul 16.00 Wita.
Kondisi korban pertama dipenuhi lumpur. Wajahnya penuh lebam, diduga karena terbentur benda-benda di dalam air.
Komandan regu tim pencarian dari Basarnas, Hairullah mengatakan, penemuan sekitar 10 meter dari titik jatuh. “Posisinya mengapung, wajahnya mengarah ke atas permukaan,” ujarnya.
Jenazah Sadir langsung dievakuasi ke kamar pemulasaran jenazah Rumah Sakit Ulin. Di sana, ada Fredy Adi Sasongko (32), teman sekampung korban.
Sementara korban tewas kedua merupakan kakak iparnya. Dia pula yang mengajak Adi Mustofa untuk pulang dengan menaiki truk nahas itu. Fredy tak mengerti tentang istilah penumpang resmi atau ilegal, baginya sama saja.
“Kami berasal dari Kereng Pangi (Katingan, Kalteng). Di sana bekerja serabutan. Rencananya mau pulang kampung, sudah lama tak mudik. Soal transaksi naik truk, kakak ipar yang mengurusinya,” kisahnya.
Dari Kereng Pangi mereka menumpangi mobil travel menuju Banjarmasin. Tarifnya per orang Rp850 ribu. Sudah termasuk ongkos menaiki truk dengan nomor polisi S 8795 UX itu.
“Bayarnya melalui sopir travel. Semua yang mengurusnya adalah kakak. Katanya pesan dari sopir travel, tiketnya nanti satu paket dengan sopir truk,” sambungnya.
“Tetapi kami datang terlalu awal. Makanya selama satu hari sempat menginap semalaman di dekat pelabuhan. Baru pas kapal datang kami diminta menaiki truk,” lanjutnya.
Keberangkatan diiringi hujan. Mereka bertujuh berjejalan di dalam kabin. Posisi kedua korban tenggelam berada di barisan kedua, persis di belakang sopir.
“Saya baru menyadari tercebur ketika sudah memasuki air. Kami masing-masing mencari jalan selamat. Kaca depan kami pecahkan. Kalau kedua korban itu, setahu saya memang tak bisa berenang,” tutup Fredy.
Dikonfirmasi terpisah, Kanit Reskrim Polsek Kawasan Pelabuhan Laut (KPL), Ipda Famda Egga P mengaku bersyukur atas pencarian yang membuahkan hasil itu.
“Untuk korban patah kaki, sudah ditangani tim medis. Tapi rencananya hendak dirujuk ke rumah sakit di Kalteng, karena ada keluarganya di sana,” ujarnya.
“Untuk sopir yang sudah menjadi tersangka, para saksi-saksi korban telah kami periksa,” tambahnya.
Egga berulang kali menekankan, ketika pemeriksaan manifes penumpang, truk itu belum giliran diperiksa dan keburu mengalami kecelakaan.
“Pastinya ke tujuh penumpang itu dibawa dari luar oleh tersangka. Dan sopir hanya didampingi kernetnya saja,” tutupnya. (lan/fud/ema)