BANJARMASIN - Kontrak kerja pekerjaan Jembatan Sungai Alalak resmi berakhir kemarin. Meski diklaim sudah selesai, jembatan tak serta-merta dibuka. Pasalnya, sertifikat uji laik fungsi belum ditandatangi Menteri PUPR.
Dari hasil pleno uji laik fungsi yang dilakukan oleh tim Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) terungkap, jembatan sudah memenuhi syarat. “Pekerjaan fisik sudah tuntas, tinggal menunggu sertifikatnya yang ditandatangani oleh pak Menteri,” beber Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Kalsel, Sauqi Kamal kemarin.
Ditambahkannya, masih ada beberapa pekerjaan di luar fisik yang masih dikerjakan. Seperti pembersihan material hingga pengecatan. “Harus dibersihkan dulu sebelum dapat dilintasi. Memang kontraknya sudah berakhir hari ini (kemarin),” imbuhnya.
Pihaknya belum bisa memastikan kapan Jembatan Sungai Alalak dibuka untuk umum. Syauqi menerangkan, dia baru akan membuka dan bisa dilintasi oleh masyarakat setelah jembatan ini diresmikan.
Soal siapa yang meresmikan, dia belum bisa memastikan. Apakah Presiden Joko Widodo atau hanya Menteri PUPR. “ Saya juga menunggu dari Kementerian PUPR,” tambahnya.
Terpisah, PPK Jembatan Sungai Alalak, Andika Mulrosha mengatakan ada beberapa item pekerjaan yang masih dilakukan. Salah satunya pengecatan. “Pengecatan ini di luar kontrak kerja, jembatan harus benar-benar cantik,” terangnya. “Untuk fisik jembatan tak ada lagi dikerjakan. Tinggal dibersihkan,” tambahnya.
Dengan nantinya dibuka, jembatan ini akan menjadi jalur utama yang menghubungkan Kota Banjarmasin dengan Kabupaten Barito Kuala menuju Provinsi Kalteng. Dampaknya pun akan sangat besar bagi masyarakat bagi perekonomian masyarakat di sekitar.
Sebelumnya kawasan ini terkenal karena macetnya. Yang paling parah adalah di Jalan Gubernur Syarkawi atau Lingkar Utara. Pasalnya, truk bermuatan besar tak bisa melintas di jembatan alternatif di Jalan Cemara. Mereka pun harus bersabar melintas di Jalan Lingkar Utara yang kondisinya rusak parak pasca diterjang banjir.
Tak hanya di kawasan itu. Kemacetan kerap terjadi di kawasan Jalan Sultan Adam, Cemara dan H Hasan Basri Banjarmasin dan Jalan Handil Bakti, Barito Kuala. Jembatan Sungai Alalak akan menjadi pemecah kemacetan di banyak ruas jalan ini
Di sisi lain, salah seorang warga Handi Bakti, Roby mengharapkan, jembatan bisa secepatnya di buka tanpa diresmikan terlebih dulu. Terlebih sebutnya jika sertifikat dari KKJTJ sudah keluar. “Buat apa menunggu diresmikan. Warga sudah tak sabar,” ucapnya kemarin.
Dia khawatir, jika menunggu diresmikan waktunya akan lebih lama. Apalagi jika Presiden yang meresmikan. “Kan sudah dikatakan selesai. Siapa tahu jika Presiden yang meresmikan akan terlaksana bulan depan. Ini kan sama saja membuat kami yang tiap hari melintas diminta menunggu lagi,” ujarnya.
Untuk diketahui, pekerjaan Jembatan Sungai Alalak menelan dana senilai Rp278 miliar yang berasal dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Pekerja proyek ini dikerjakan bersama dengan konsep kerja sama operasi (KSO) antara PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dengan PT Pandji yang ditunjuk sebagai kontraktor pelaksana dengan skema pekerjaan tahun jamak (multiyears).
Jembatan dibangun dengan model cable stayed dan struktur melengkung sebagai rancang bentang utama jembatan. Jembatan ini didesain dapat dilintasi kendaraan dengan tonase maksimal 10 ton. Konstruksi jembatan didesain tahan gempa dengan masa fungsi hingga 100 tahun. (mof/ran/ema)