Misran, Pembakal Yang Jadi Pembicara Nasional

- Sabtu, 18 September 2021 | 19:02 WIB
KREATIF: Misran di kebun hidroponik Desa Mekar Sari. Dia menjadi pembicara tentang pekarangan pangan lestari di desa. | FOTO: IST
KREATIF: Misran di kebun hidroponik Desa Mekar Sari. Dia menjadi pembicara tentang pekarangan pangan lestari di desa. | FOTO: IST

Berawal dari postingan video tentang Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Media Sosial, Kepala Desa Mekarsari Kecamatan Binuang menjadi pembicara nasional.

-- Oleh: RASIDI FADLI, Rantau.

Wajah penuh kepuasan terpancar dari Misran Misdi saat keluar Aula Bappelitbang Tapin, Kamis (16/9) sore. Ia baru saja mempresentasikan pekarangan pangan lestari (P2L) berfokus tentang usaha BUMDes miliknya yakni hidroponik.

Kegiatan sendiri merupakan Webinar kebijakan dan strategi program ketahanan pangan untuk percepatan penurunan stunting yang diadakan Kementrian Sekretariat Negara RI melalui Sekretariat Wakil Presiden.

Ada ratusan peserta yang hadir secara daring. Terdiri dari jajaran Kementerian, para Gubernur se-Indonesia dan Bupati atau Walikota se-Indonesia.

Misran merupakan satu-satunya pembicaraan dari Kalimantan Selatan dan narasumber yang statusnya kepala desa alis pembakal. Ia mengaku gugup, pengalaman menjadi narasumber baru pertama kali, sudah langsung nasional.

"Sebelumnya tidak pernah, Alhamdulillah walaupun sedikit gugup presentasi yang saya bawakan lancar," ucap pria yang sudah menjabat sebagai Kepala desa selama 5 tahun.

Pengalaman jadi narasumber apalagi tingkat nasional, tidak akan pernah dilupakannya seumur hidup. Karena menjadi kebanggaan tersendiri."Akan selalu saya kenang, ini pengalaman yang luar biasa," tuturnya.

Lantas inovasi apa yang membuatnya bisa jadi narasumber. Pria kelahiran 19 Maret 1974 silam ini bercerita, itu semua berkat pengembangan tanaman hidroponik yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)."Ada 5 macam sayuran yang ditanam. Sawi, selada, bayam, kangkung dan pakcuy," katanya.

Kebun hidroponik ini baru satu tahun dikembangkan, panen perdana sejak dua bulan lalu. Hasilnya sudah jadi pendapatan asli desa, totalnya omzetnya 25 juta rupiah.

"Pemasaran sudah ada. Sering menjual ke Banjarbaru dan cafe atau penjual kebab di Kecamatan Binuang. Ke masyarakat juga kami jual, tapi harganya lebih murah," tuturnya. "Karena pengembangan hidroponik, dari segi perawatan lebih mudah, lebih sehat dan tidak mengandung obat-obatan kimia. Di samping itu bagus untuk asupan gizi. Hasilnya juga sangat memuaskan," tambahnya.

Suami Najatul Fitri ini mengaku video yang dibuat tentang kebun hidroponik hanya untuk promosi. Setelah dikirim ke dinas PMD Kabupaten, ternyata diteruskan ke Provinsi lalu ke Nasional."Dari situ saya kaget, karena pas dihubungi langsung disuruh jadi pembicaraan nasional," ucapnya.

Karena dianggap berhasil, ayah dua orang anak ini lebih termotivasi mengembangkan potensi desanya. Dalam waktu dekat ini akan mengembangkan potensi wisata berupa memanfaatkan bendungan dan pengembangan itik petelur."Supaya nanti desa bisa jadi agrowisata," ucapnya yang 2022 nanti habis masa jabatannya.

Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Tapin Rahmadi mengatakan video tentang BUMDes hidroponik Desa Mekarsari memang banyak dibagikan. Pusat kemudian meminta kepala desa Mekarsari untuk jadi narasumber. "Tidak banyak pikir saya iyakan langsung," ucapnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X