Geliat Bisnis Benda Pusaka di Banjarmasin, Disukai Tak Sekadar karena Hikmah

- Senin, 27 September 2021 | 13:11 WIB
TAHAP AKHIR: Rahman memoles keris yang telah selesai ditempa, kemarin (26/9). Proses pengampelasan itu menggunakan gerinda mesin. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN
TAHAP AKHIR: Rahman memoles keris yang telah selesai ditempa, kemarin (26/9). Proses pengampelasan itu menggunakan gerinda mesin. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN

Sejak dahulu, lumrah mengaitkan benda pusaka dengan hikmah. Seiring waktu, benda seperti keris dan tombak menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Aspek seni dan historis bisa menjadi nilai tambah.

****

BANJARMASIN - Padepokan Empu M Amin di Jalan Pekapuran Raya A RT 14 Pasar Jati dirubung pengunjung kemarin (26/9). Yang datang tak hanya berasal dari Banjarmasin, tapi juga dari luar Kalsel.

Pengampelasan itu merupakan tahapan akhir dalam pembuatan pusaka. “Ini keris pesanan pelanggan, berdhapur (bentuk) lurus dengan nama Indrakusuma,” ungkapnya kemarin (26/9).

Di Banjarmasin, pedepokan M Amin memang sudah tersohor sebagai satu-satunya tempat untuk memproduksi keris.

Diungkapkan Empu Amin, sejak menggeluti kerajinan membuat benda pusaka berupa keris, tombak dan parang, tak pernah ia menghadapi kondisi sepi pelanggan.

Dalam hitungan kasar, sehari ada empat bilah benda pusaka yang diproduksi. “Jadi setidaknya ada 1.000 lebih benda pusaka yang setidaknya kami hasilkan dalam setahun," tutur pria 61 tahun itu.

Apalagi padepokan itu tak mengenal hari libur. Selalu buka, dari pagi sampai malam. Hanya tutup kecuali sang empu dan anak-anaknya benar-benar kelelahan dan membutuhkan rehat. “Barusan, tadi saya menerima pesanan enam bilah,” ungkapnya.

 

Namun, memang pernah ada kondisi surut. Terutama saat fenomena cincin dan batu akik booming. Terjadi pada 2015-2016 lalu.

“Saya sampai bisa rehabatan di padepokan. Kalau ada yang datang, bukan karena memesan. Tapi malah sekadar untuk pamer cincin," kisahnya tergelak.

Tentu saja, namanya juga bisnis, tetap ada persaingan. “Empu-empu lain mulai bermunculan di Kalsel,” akunya.
Ditanya terkait apa yang membuat orang-orang menyukai benda pusaka, menurutnya ada beragam hal. Namun secara umum, lantaran nilai seni dan sejarahnya.

Menurut Empu Amin, benda pusaka di tangan peminatnya selalu menarik untuk dilihat dan diamati. Utamanya dalam proses pembuatannya.

“Sedangkan untuk nilai historisnya, bisa diartikan dari misalnya pusaka itu datang dari mana. Misalnya pernah dimiliki oleh seorang yang berpengaruh. Atau dibuat oleh empu-empu terdahulu dan lain sebagainya," bebernya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X