Takut Disuntik, Kucing ini Mengamuk lalu Bercebur ke Sungai

- Selasa, 28 September 2021 | 09:13 WIB
EVAKUASI: Kucing yang menolak disuntik vaksin rabies, kabur dan bercebur ke sungai. Membuat repot petugas Animal Rescue Banjarmasin. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN
EVAKUASI: Kucing yang menolak disuntik vaksin rabies, kabur dan bercebur ke sungai. Membuat repot petugas Animal Rescue Banjarmasin. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN

BANJARMASIN - Saat jarum suntik menyentuh tubuhnya, seekor kucing berbulu abu-abu itu mengeong nyaring. Ia berontak dan meloncat dari meja. Tak menunggu lama, kucing itu berhasil kabur. Lari tunggang-langgang.

Tim Animal Rescue BPBD Banjarmasin coba mengejar kucing itu. Semakin dikejar, semakin kencang larinya. Sejumlah perempuan yang melihat adegan itu berteriak histeris.

Terdesak, si kucing yang kabur tadi memilih menceburkan diri ke Sungai Martapura. Membuat pemburunya kewalahan mengevakuasi. Beberapa menit berada di air, si kucing rupanya kelelahan. Kucing itu pun memilih berenang lalu naik ke tebing. Saat itulah si kucing kembali dimasukkan ke dalam kandang. Si kucing jantan itu pun meringkuk gemetaran di dalam kedinginannya. Kedinginan akibat basah kuyup.

Peristiwa ini terjadi saat vaksinasi rabies bagi hewan peliharaan yang digelar Animal Rescue bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Banjarmasin (27/9) pagi di Siring RE Martadinata. 

Memperingati Hari Rabies Sedunia dan milad Animal Rescue ke-1, vaksinasi digelar selama dua hari pada dua tempat berbeda. Kemarin di seberang kantor wali kota, hari ini (28/9) di kantor DKP3 di Jalan Lingkar Dalam Utara, Benua Anyar.

Kemarin, mayoritas yang divaksin adalah kucing. Jatahnya untuk 100 ekor. Si kucing yang kabur tadi adalah hewan pertama yang semestinya disuntik. Sang majikan, Andy Putra menjelaskan, tampaknya kucingnya stres akibat perjalanan ke tempat vaksinasi. “Dibawa ke sini pakai kandang. Sementara ia tidak terbiasa di dalam kandang. Sudah terbiasa dilepas,” tuturnya.

Acaranya terbilang sukses karena banyak penyayang hewan yang berdatangan. Bahkan ada yang sempat berniat membawa belasan ekor kucingnya. “Sebenarnya saya hendak membawa 21 ekor. Tapi karena kuotanya terbatas, hanya bisa 11 ekor,” kata Mauliyani. Perempuan asal Tatah Bangkal itu memelihara puluhan kucing di rumahnya. Kebanyakan kucing terlantar.

“Saya cuma merawat dan memelihara. Kucing-kucing ini bebas tinggal di rumah saya, senyaman mereka mau. Makan dan minum serta vitamin saya sediakan. Saya tak tega melihat kucing-kucing terlantar,” ungkapnya.

Saban tahun, Mauliyani membaca kucing-kucingnya ke klinik hewan untuk divaksin anti rabies. Tentu vaksin tak diperoleh secara gratis. “Dengan adanya vaksinasi gratis seperti ini, saya senang sekali. Kalau bisa digelar secara rutin. Kalau perlu menyasar kucing atau hewan liar di pinggir jalan,” harapnya.

Sementara itu, medik veterineer DKP3 Banjarmasin, drh Annang Dwijatmiko menjelaskan, hingga saat ini tak ditemukan kasus rabies di Banjarmasin. Tapi bukan berarti boleh bersantai. Tetap harus ada pencegahan.

Dijelaskannya, hewan pembawa rabies ditekankan pada anjing, kucing, musang dan kera. Dari empat jenis itu yang paling banyak membawa rabies utamanya pada anjing. Sampai sebesar 98 persen. “Dan dua persen sisanya terbagi rata pada kucing, musang dan kera,” ungkapnya.

Maka dari itu, ia mengimbau warga Banjarmasin yang memiliki hewan peliharaan agar rutin membawa ke klinik hewan untuk diperiksa. Minimal, sekali dalam setahun diberikan suntikan vaksin anti rabies.

“Jangan berpikiran bahwa hewan peliharaan saya aman, kan tidak kemana-mana juga, oh jangan. Karena kalau tidak diperiksa, kita tidak pernah tahu hewan peliharaan mengidap rabies atau tidak,” jelasnya.

“Jadi kalau ada masyarakat yang ingin hewan peliharaannya divaksin, bisa datang langsung ke klinik kami di kantor DKP3,” tutupnya. (war/fud/ema)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X