BANJARMASIN – Pembukaan Jembatan Sungai Alalak tanpa menunggu peresmian, bukan hanya menciptakan wahana wisata dadakan. Tapi juga tumpukan sampah di oprit jembatan.
Sampah seperti botol minuman, bungkus makanan, dan tusuk pentol yang ditinggalkan pengunjung dan pedagang kaki lima.
Tumpukan sampah tak hanya muncul di sisi Handil Bakti, wilayah Kabupaten Barito Kuala. Tapi juga di sisi Kayu Tangi Ujung, wilayah Kota Banjarmasin.
Dikonfirmasi mengenai masalah itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banjarmasin, Mukhyar enggan ambil pusing.
Baginya, jembatan yang viral dengan sebutan ‘Jembatan Basid’ itu cuma euforia sesaat.
“Saya hanya bisa menyarankan, kalau tak menemukan tong sampah, simpan atau bawa dulu sampahnya masing-masing,” ujarnya kemarin (5/10).
Mukhyar juga menunjuk pelaksana proyek jembatan semestinya masih bertanggung jawab. Apalagi jembatan itu sebenarnya belum diresmikan.
DLH pun belum berencana untuk menempatkan pasukan kuning alias petugas kebersihan di kawasan perbatasan tersebut.
Mukhyar mengaku hanya akan turun tangan jika masalah sampah ini sudah sangat mengganggu atau terjadi terus-menerus.
“Sementara ini kami biarkan saja. Sampai warga merasa tak nyaman sendiri dengan sampah berserakan itu,” pungkasnya. (war/at/fud)