Pagatan, Surganya Sambaran Predator Barramundi

- Kamis, 7 Oktober 2021 | 13:45 WIB
IKAN BARRAMUNDI: Haris si pembelantik kakap memperlihatkan ukuran barramundi dari pemancing lokal. Pagatan, dikenal dengan kekayaan sumber protein air payaunya.
IKAN BARRAMUNDI: Haris si pembelantik kakap memperlihatkan ukuran barramundi dari pemancing lokal. Pagatan, dikenal dengan kekayaan sumber protein air payaunya.

Ledakan barramundi menyambar mangsa, seperti buluh perindu memanggil para penggila strike. Dalam sepekan, Haris bisa membeli sepikul ikan berlemak itu dari pemancing lokal.

Zalyan Shodiqin Abdi, Pagatan

Di ujung Pagatan, ada sebuah muara. Berbatasan langsung dengan Selat Pulau Laut. Di surut-surut tertentu bisa terdengar ledakan di atas air, suara khas kakap menyambar mangsanya.

Kakap atau di kalangan pemancing kerap disebut barramundi, adalah predator penghuni muara. Makanan kesukaannya ikan-ikan kecil. Seperti belanak dan udang.

Pemancing teknik casting selalu merindukan fight dengan sepupu mangrove jack itu. Perlawanan ikan membetot senar pancing tidak bisa dianggap remeh. Cerdik dan kuat, sekali lompat dia mampu memutus senar dengan pinggir insangnya yang setajam silet.

Barramundi terbilang sulit didapat. Karena jumlahnya terbatas, juga amat pemilih soal umpan. Udang hidup yang cacat biasanya enggan dia telan, harus sempurna.

Tapi, ternyata kesulitan-kesulitan itu tidak terlalu berlaku di muara Pagatan. Dua pekan lalu, Haris membeli dari pemancing delapan ekor kakap. Dia timbang, total berat semua mencapai 40 kilogram. Semua ukuran gemuk.

"Saya jual lagi ke rumah makan. Di sini-sini saja. Biasa saya jual Rp50 ribu sekilo," ujar Haris, Rabu (6/10) sore kemarin.

Sudah 10 tahun dia membelantik (mengepul) kakap. Biasa panen bulan Oktober-November. Kakap di dua bulan itu sedang ganas-ganasnya berburu mangsa. Dalam dua pekan ia biasa menjual dua pikul ikan. "Kalau bulan empat ke bulan lima, sepi," akunya.

Mengapa tidak jual kakap ke kota-kota besar dengan harga tinggi? Kata Haris, dua ratus kilogram kakap di tempatnya ludes dalam hitungan hari. "Untuk rumah makan lokal saja saya kewalahan. Mana bisa lagi ke luar," bebernya.

Sepuluh tahun, kakap seolah tidak habis-habis di sana. Apa sebab? Sepertinya karena makanannya melimpah.

Muara Pagatan kecil saja. Tapi di bantarannya berjejer empang-empang udang dan belanak milik warga. Parade empang itu nampaknya jadi produsen pakan barramundi penunggu muara.

Agus, warga Batulicin biasa memancing di empang temannya. Tidak dilarang asal yang dipancing kakap. Karena dianggap menjadi hama.

"Paling sebentar aku pancing, dapat aja lima ekor," ujarnya.

Halaman:

Editor: berry-Beri Mardiansyah

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X