Bisnis Perumahan Moncer Lagi

- Kamis, 7 Oktober 2021 | 14:04 WIB
Ilustrasi perumahan
Ilustrasi perumahan

BANJARBARU - Setelah terpuruk selama 2020 lantaran dihantam pandemi Covid-19, tahun ini bisnis perumahan di Kalimantan Selatan mulai tumbuh kembali.

DPD Real Estate Indonesia (REI) Kalsel mencatat, tren penjualan rumah yang dilakukan para pengembang pada 2021 ini naik sekitar 10 sampai 20 persen dibandingkan tahun lalu.

Namun, pertumbuhan tersebut menurut Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Kalsel, Ahyat Sarbini masih sangat kecil. "Ini tidak terlalu signifikan, karena sangat jauh apabila dibandingkan dengan 2019 lalu," katanya.

Dia mengungkapkan, selama 2019 bisnis properti sangat terpukul akibat wabah virus corona yang melesukan ekonomi masyarakat. Hal itu menurutnya masih dirasakan para developer hingga saat ini. "Apalagi adanya PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat), membuat bisnis sulit berkembang," ungkapnya.

Ahyat berharap, tahun depan pandemi bisa teratasi dan perekonomian kembali stabil. Sehingga, bisnis properti bisa semakin tumbuh. "Karena saat ini hanya rumah tipe 36 yang serapannya cukup tinggi," paparnya.

Sedangkan, rumah tipe menengah ke atas menurut Ahyat penjualannya sekarang masih sulit. Ini dikarenakan masih lesunya perekonomian masyarakat. "Mudah-mudahan tahun depan bisa lebih baik lagi," bebernya.

Sementara itu, Owner Mahatama Group, Royzani Sjachri membenarkan jika penjualan rumah pada tahun ini sedikit meningkat. "Mungkin sekitar 15 persen peningkatannya, mulai awal tahun sudah ada peningkatan," ujarnya.

Dia mengungkapkan, meningkatnya penjualan rumah kemungkinan dikarenakan masyarakat sudah mulai beradaptasi dengan pandemi. "Sekarang masyarakat hampir tidak ada kendala untuk berkegiatan dan bekerja, sehingga ekonomi sedikit tumbuh," ungkapnya.

Namun kata Roy, penjualan rumah masih didominasi oleh tipe 36 dengan kisaran harga maksimal Rp164,5 jt atau rumah bersubsidi FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan).  "Untuk rumah menengah ke atas sebenarnya mulai naik juga, tapi masih belum signifikan," katanya.

Tumbuhnya bisnis perumahan menurutnya menjadi angin segar bagi para pengembang, setelah sempat terpuruk selama 2020. "Tahun lalu penjualan menurun hingga 40 persen, karena banyak developer yang istirahat," ujarnya.

Agar bisnis properti terus tumbuh, dia berharap, tidak ada birokrasi yang menyulitkan pengembang. "Karena perizinan yang berubah, akan menghambat meningkatnya penjualan properti. Khususnya rumah bersubsidi," pungkasnya. (ris/by/ran)

Editor: berry-Beri Mardiansyah

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB
X