Satu Rombel Cuma Dua Jam, Ortu Terlalu Cepat Antar Jemput

- Selasa, 12 Oktober 2021 | 11:24 WIB
LESEHAN: Aktivitas belajar mengajar di SMPN 1 Banjarbaru menerapkan sistem belajar di luar ruangan semasa PTM perdana digelar. | Foto: Muhammad Rifani/Radar Banjarmasin
LESEHAN: Aktivitas belajar mengajar di SMPN 1 Banjarbaru menerapkan sistem belajar di luar ruangan semasa PTM perdana digelar. | Foto: Muhammad Rifani/Radar Banjarmasin

BANJARBARU - Sempat beberapa kali tertunda, akhirnya sekolah di Banjarbaru dibuka sejak kemarin (11/10). Puluhan sekolah, baik dari jenjang TK/PAUD, SD sampai SMP sudah mempersilakan siswanya masuk.

Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru mengklaim jika PTM terbatas pertama ini berjalan lancar. Yang mana hal ini dengan terselanggaranya di sekolah-sekolah yang sudah disurvei dan mendapat rekomendasi dari Satgas Covid-19.

Kepala Disdik Banjarbaru, M Aswan menyebut dari laporan tiap kepsek bahwa antusias pelajar sangat tinggi menyambut PTM. Termasuk menurutnya juga dari sisi orang tuanya.

"Cuman saking antusiasnya ada ortu yang terlalu cepat mengantar atau menjemput anaknya, akhirnya ini berpotensi penumpukan. Makanya kita minta ortu sesuai jadwal yang sudah ditentukan," ujar Aswan.

Diulas Aswan, di fase awal ini, ada 50 sekolah yang menyelenggarakan PTM terbatas. Dengan rincian jenjang SMP baik negeri dan swasta ada 25 sekolah, jenjang SD ada 14 sekolah dan TK/PAUD ada 14 unit.

"Semua sekolah ini sudah mengantongi surat Satgas, begitupun juga sudah dilakukan survei lapangan. Sehingga secara administrasi dan faktual sudah memenuhi," tambahnya.

Sesuai kesepakatan, tiga pekan awal kata Aswan kehadiran siswa hanya dibatasi 30 persen dari total siswa. Setelahnya, akan ada evaluasi menyesuaikan hasil dari PTM terbatas yang sudah terlaksana.

"Untuk sekarang dan sampai tiga pekan ke depan kita akan tetap dengan kebijakan 30 persen. Setelahnya baru dievaluasi bagaimana ke depannya, apakah 50 persen atau tetap 30 persen," ujarnya.

Sementara berdasarkan pantauan di SMPN 1 Banjarbaru, meski banyak siswa yang mengikuti PTM. Namun disebutkan Kepala SMPN 1 Banjarbaru, Undi Sukarya bahwa juga ada siswa yang tak bisa berhadir.

"Mayoritas banyak yang ikut PTM, hanya sebagian kecil yang tidak hadir. Ini karena ada yang belum divaksin dan ada sebagian lagi yang belum diizinkan orang tuanya," kata Undi.

Lantas bagaimana dengan siswa yang tak bisa berhadir PTM ini? Undi menjelaskan jika pihaknya menyediakan layanan belajar daring usai belajar tatap muka kelar.

"Kita tidak menerapkan blended learning karena dikhawatirkan guru tidak fokus antara tatap muka dan daring. Jadi kebijakannya setelah tatap muka selesai baru ada zoom meeting bersama siswa yang tidak bisa PTM," katanya.

Adapun, di SMPN 1 Banjarbaru, tampak aktivitas belajar mengajar mayoritas dilakukan di luar ruangan. Ada yang memanfaatkan taman hingga lesehan. Sementara sebagian lagi dilakukan di ruangan.

Kepala SMPN 1 Banjarbaru, Undi Sukarya mengatakan di awal ini memang hanya 30 persen dengan estimasi 16 siswa setiap rombelnya. Kemudian durasi PTM juga hanya dibatasi selama dua jam. "Hari ini kelas 7 dan 8, lalu besok 7 dan 9, besoknya lagi 8 dan 9, jadi selang seling."

Halaman:

Editor: berry-Beri Mardiansyah

Tags

Rekomendasi

Terkini

X