KANDANGAN – Sampai bulan Oktober ini titik api atau hot spot karhutla (kebakaran hutan dan lahan) terpantau terus bermunculan di lima kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten HSS, Syamsudin mengatakan sampai 10 Oktober tadi ada sekitar 192 titik api tersebar di Kecamatan Daha Selatan, Daha Utara, Daha Barat, Kalumpang dan Angkinang. “Dari 192 hot spot terpantau ini yang terbakar lahannya sekitar 400 hektare lebih. Paling banyak terbakar di tiga Kecamatan Daha,” ujarnya, saat dikonfirmasi, Selasa (12/10) kemarin.
Penyebab terjadinya karhutla di Kabupaten HSS diduga beberapa faktor. Mulai dari faktor alam, sampai kelalaian. “Faktor dominan karena kelalaian dari manusia. Dari perusahaan tidak ada,” sebut mantan Camat Kalumpang ini.
BPBD Kabupaten HSS sebenarnya telah melakukan berbagai langkah antisipasi mencegah karhutla. Tidak hanya membuat spanduk imbauan larangan membuka lahan dengan cara membakar karena dapat dipidana. Namun, juga mendirikan posko di kecamatan dan rutin melakukan patroli. Bahkan melakukan pemadaman melalui darat apabila terjangkau dengan peralatan yang dimiliki. “Jika tidak terjangkau akses dan sumber airnya tidak ada, serta peralatan tidak memungkinkan baru meminta bantuan udara untuk memadamkannya,” kata Syamsudin.
Walapun karhutla masih terjadi, status Kabupaten HSS saat ini masih siaga. Belum ada peningkatan status. “Status masih siaga, karena terbantu hujan dan pemadaman melalui udara,” ucapnya.
Camat Daha Selatan, Nafarin mengatakan upaya mencegah karhutla di wilayahnya dengan memperkuat posko siaga tanggap darurat di desa, dan rutin patroli tiga kali sehari dari pagi sampai malam. “Sampai menempatkan beberapa orang khusus untuk memonitor di daerah rentan jika terjadi karhutla. Apabila terjadi karhutla langsung dilaporkan untuk segera dipadamkan bersama-sama,” pungkasnya.(shn/az/dye)