Nasib Guru Honor Tak Lulus Seleksi PPPK Tahap Satu, Berharap Ada Pelatihan Peningkatan Mutu Guru

- Kamis, 14 Oktober 2021 | 15:05 WIB
MENGAJAR: Rizky Fauzi Rahman mengajar muidnya di kelas 2 SDN Limbar, Batang Alai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Selasa (12/10). \ FOTO: JAMALUDDIN / RADAR BANJARMASIN
MENGAJAR: Rizky Fauzi Rahman mengajar muidnya di kelas 2 SDN Limbar, Batang Alai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Selasa (12/10). \ FOTO: JAMALUDDIN / RADAR BANJARMASIN

Menjadi guru honor perlu kesabaran dan niat yang tulus. Karena tuntutan pekerjaan terkadang tak sebanding dengan penghasilan. Ketika seleksi CPNS atau PPPK dibuka, harusnya pemerintah memfasilitasi para guru dalam hal peningkatan mutu.

  JAMALUDDIN, Barabai

Ruang kelas 2 SDN Limbar jam menunjukkan pukul 08.30 Wita. Rizky Fauzi Rahman (32) meminta muridnya untuk berdoa bersama. Sambil menengadahkan kedua tangan, mereka serentak mambaca surah Al-Fatihah. Dilanjutkan menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Doa tadi mengawali proses belajar mengajar. Pandangan 7 orang siswa tertuju pada papan tulis kayu di depan. Mereka belajar tentang cara menghitung ruas bangun datar persegi dan persegi panjang. 30 menit berlalu, Rizky meminta muridnya mengumpulkan tugas yang diberikan hari sebelumnya.

Di SDN Limbar, Kecamatan Batang Alai Selatan, Hulu Sungai Tengah (HST) Rizky menjadi guru sekaligus wali kelas. Pria lulusan STKIP PGRI Banjarmasin tahun 2012 ini satu dari ratusan guru yang sedang berjuang memperbaiki nasib. Ia mengikuti seleksi guru dengan status Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Ditemui di ruang kelas, Selasa (12/10) Rizky membagikan pengalamannya. Ayah satu orang anak ini pertama menjadi guru dimulai tahun 2008, saat itu dia manjadi guru honor di SDN Mahela, Batang Alai Selatan. Mengampu pelajaran Bahasa Inggris.

Dia mengabdi di sekolah tersebut hingga April 2021. “Kalau dihitung lebih 13 tahun. Sekarang saya dimutasi ke SDN Limbar terhitung bulan April tadi,” ujarnya.

Dalam kurun waktu 13 tahun, Rizky lima kali ikut seleksi PNS dan PPPK. Semua dilewati semata-mata agar nasibnya berubah. Tes pertama yang diikuti tahun 2014, dia mendaftar  untuk formasi guru Bahasa Inggris di SMKN 1 Hulu Sungai Utara. Dia tidak berhasil, karena tidak lulus.

Persaingan dirasa berat, di tahun yang sama Rizky mengambil paket penyetaraan pendidikan. Ia mengambil jurusan pendidikan guru sekolah dasar di Universitas Lambung Mangkurat. Tahun 2015 penyetaraan selesai.

Kemudian di tahun 2018 ada peluang CPNS guru sekolah dasar. Dia kembali mengikuti tes di Kabupaten Tanah Laut. Lagi-lagi tidak lulus. Kala itu jumlah pelamar 60 orang, namun saat tes kompetensi dasar banyak yang gugur. “Saya gugur di tahap kedua,” kenangnya.

Usahanya tak berhenti sampai disitu. Rizky terus mencoba dan belajar dari kesalahan. Nasibnya berubah di tahun 2018 setelah dia dinyatakan lulus seleksi guru kontrak yang digaji pemerintah HST. Tugas pertama jadi guru kontrak yakni menjadi wali kelas di SDN Mahela.

Pada tahun 2019, rekrutmen CPNS dibuka lagi. Di SDN Mahela tempat Rizky mengajar, diperlukan 1 guru PNS. Rizky bersaing dengan 3 pelamar lain. “Ada 4 orang mendaftar, 3 perempuan 1 laki-laki,” ceritanya. Setelah mengikuti tes kompetensi dasar, Rizky dan seorang pesaingnya dinyatakan lulus.

Sayangnya langkah Rizky terhenti di tes kedua yaitu tes kompetensi bidang. Dia kalah jumlah skor dengan pesaingnya. “Saya skornya 225 sedangkan dia 230,” Kata warga Kelurahan Barabai Darat itu.

Terakhir, dia baru saja mengikuti tes PPPK bulan Agustus 2021. Formasi yang dipilih guru sekolah dasar di SDN Mahela. Hasil seleksi tahap satu, lagi-lagi Rizky dinyatakan tidak lulus.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Investor Masuk, Orientasi PAM Bandarmasih Berubah?

Senin, 15 April 2024 | 17:00 WIB

Liburan di HST, Wisata Air Jadi Favorit Pengunjung

Senin, 15 April 2024 | 14:00 WIB

Libur Lebaran, 2 Kecelakaan Maut di Banjarmasin

Senin, 15 April 2024 | 12:10 WIB
X