Buka Ruang untuk Seniman Mural, Kritikpun Tak Masalah

- Senin, 18 Oktober 2021 | 16:38 WIB
BERI DUKUNGAN: Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina membubuhkan cap tangan di dinding bangunan berhias mural di kawasan The Jumpa Square, yang menjadi tempat penutupan gelaran BMF 2021. | Foto: Wahyu Ramadhan / Radar Banjrmasin
BERI DUKUNGAN: Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina membubuhkan cap tangan di dinding bangunan berhias mural di kawasan The Jumpa Square, yang menjadi tempat penutupan gelaran BMF 2021. | Foto: Wahyu Ramadhan / Radar Banjrmasin

BANJARMASIN - Mural di tembok beton eks Pelabuhan Martapura Lama (Marla) rampung dibuat, Minggu (17/10). Hampir berbarengan dengan itu, Pemko Banjarmasin nampaknya memberikan lampu hijau kepada para seniman yang ingin menuangkan karyanya.

Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina menyatakan, tiap sudut kota adalah ruang seni budaya. Tidak terkecuali untuk para seniman mural atau muralis.

"Jembatan, tembok, fly over semestinya bisa kita tuangkan seni budaya mural," ucapnya, ketika menghadiri penutupan Banjar Mural Festival (BMF) 2021, Sabtu (16/10) tadi.

Namun, ia menekankan harus benar-benar direncanakan dengan matang dan terkoordinir. Alias tidak bergerak sendiri-sendiri. Ia khawatir, bila tidak dikoordinir, karya yang dihadirkan justru bakal dicap sebagai aksi vandalisme.

Ibnu menilai, sejak 2017 lalu, atau bertepatan Hari Jadi Kota Banjarmasin ke 491, sempat digelar lomba mural. Bahkan, pihaknya berkomitmen dan berkeinginan mural bisa menghiasi beberapa sudut kota.

Namun sayang, sebelum semua itu terwujud,  pihaknya kehilangan kontak dengan para seniman. "Yang penting, saya kira komunikasikan saja. Dinding fly over bisa digunakan,  tapi itu perlu desain keseluruhan. Jangan sampai nanti hasilnya jadi tidak beraturan," pintanya.

Sebagai penyemangat, Ibnu juga mengatakan, soal berkesenian tidak menjadi persoalan apabila Kota Banjarmasin berkaca ke kota-kota lain. Artinya, boleh mengamati, meniru lalu memodifikasi.

Pernyataan Ibnu disambut positif seniman muda banua, Novyandi Saputera. Bagi penggagas BMF 2021 itu, komitmen itu merupakan angin segar. Ia tertarik mengajak seniman lain untuk berkolaborasi.

"Jadi, tidak hanya kawan-kawan muralis saja. Dan tidak hanya menjadi event lokal. Tapi juga nasional. Atau bisa menjadi  internasional," ucapnya.

Bagi Novi, upaya itu sendiri kemudian nantinya bisa menjadi semacam gerakan luar biasa. Yang meyakinkan banyak orang bahwa mural yang ada di jalanan tidak melulu menjadi persoalan kritik.

Tapi juga menjadi sebuah karya seni yang mesti dihargai sebagai kerja artistik dan estetik yang dihasilkan para seniman. Dan hasilnya ke depan, bisa membangun ekosistem yang lebih sehat dalam berkesenian.

"Sekarang yang terpenting bagaimana kita bisa berkumpul dan bergerak bersama, berkolaborasi untuk memajukan seni. Sehingga kita bisa memajukan atau membentuk kemajuan kota melalui kesenian," tuntasnya.

 

Bernada Kritik pun Tidak Masalah

Halaman:

Editor: berry-Beri Mardiansyah

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB
X