BANJARMASIN - Harga gas elpiji 3 kilogram di eceran masih ada saja yang melambung tinggi. Hal ini dikeluhkan warga. Bukan hanya ibu rumah tangga, juga para pedagang kecil.
Masrifin, pedagang kue di kawasan Sungai Andai, mengaku merasakan hal ini. "Sudah sekitar seminggu terakhir susah cari gas 3 kilogram," tuturnya, Senin (18/10) sore.
Ia terpaksa beli di eceran. Konsekuensinya, harga yang didapat pun tinggi. Kalau di pangkalan sesuai HET, di eceran bisa sampai Rp 35 ribu. "Hari ini saya beli Rp 25 ribu per tabung," ujarnya.
Serupa dirasakan Azka. Ibu rumah tangga yang bermukim di kawasan Banjarmasin Utara ini juga mengaku sulit mendapatkan gas elpiji 3 kilogram. "Mau beli ke pangkalan, ternyata kosong, terpaksa beli di eceran," ucapnya lirih.
Plt Ketua Hiswana Migas Kalsel Hj Syarifah Rogayah mengatakan, distribusi gas elpiji 3 kilogram, dari Pertamina hingga ke pangkalan gas, sampai saat ini masih normal tidak ada kendala. "Distribusi dari depo ke pangkalan lancar," ujarnya.
Anggota Komisi IV DPRD Kalsel ini meyakinkan, ketersediaan stok elpiji di depo, masih mampu mencukupi kebutuhan masyarakat Kalsel selama sepekan ke depan.
"Stok 1.300 kilo liter, dan akan datang lagi 700 kilo liter. Nanti akan ada datang lagi," kata Rogayah didampingi sekretarisnya, HM Irfani.
Soalnya naiknya harga di tingkat pengecer, pihaknya tidak dapat berbuat apa-apa. Sebab, itu bukan kewenangan hiswana migas. Namun, ia memastikan, jika harga yang dipatok di pangkalan tetap sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Rogayah menjamin, jika pangkalan tidak akan berani menjual dengan harga di luar ketentuan. Sebab bisa berdampak terhadap pangkalan itu sendiri. Apalagi di tiap pangkalan sudah dipasang spanduk bertuliskan penjualan gas sesuai HET. "Kalau pengecer, itu bukan tanggung jawab hiswana," pungkasnya. (gmp)