SMA/SMK Perdana Belajar Tatap Muka, Tidak Ada Istirahat, Makan pun di Kelas

- Selasa, 19 Oktober 2021 | 14:31 WIB
BUKA SEKOLAH: Suasana pembelajaran tatap muka di SMKN 2 Banjarbaru, kemarin. Sejumlah SMA/SMK piloting di Kalsel akhirnya membuka sekolah. | Foto: Sutrisno/Radar Banjarmasin
BUKA SEKOLAH: Suasana pembelajaran tatap muka di SMKN 2 Banjarbaru, kemarin. Sejumlah SMA/SMK piloting di Kalsel akhirnya membuka sekolah. | Foto: Sutrisno/Radar Banjarmasin

BANJARBARU - Sejumlah SMA/SMK piloting di Kalsel, kemarin (18/10) akhirnya melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM). Ini setelah keluarnya rekomendasi dari Satgas Covid-19 sejak, Senin (4/10) lalu.

Salah satu sekolah yang menggelar belajar tatap muka ialah SMKN 2 Banjarbaru. Karena dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19, sekolah dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat.

Prokes yang diterapkan di antaranya, tidak membolehkan para siswa beristirahat keluar kelas. Semua aktivitas harus dilakukan di dalam kelas, termasuk istirahat untuk makan. "Jadi siswa tidak boleh ke kantin, mereka membawa bekal dari rumah," kata Kepala SMKN 2 Banjarbaru, Suyani.

Dia mengungkapkan, siswa tidak diperkenankan keluar kelas agar tidak berkumpul dengan siswa dari kelas lainnya. "Ini untuk menghindari adanya penularan Covid-19," ungkapnya.

Terkait pengaturan PTM, Suyani menuturkan, dari 1.200 jumlah siswa, pekan ini yang diperbolehkan masuk hanya yang mempunyai nomor absen genap. "Jadi gantian setiap pekan. Pekan depan giliran siswa nomor absen ganjil," tuturnya.

Dengan begitu ujar dia, belajar dapat dilakukan dengan jaga jarak. Di samping itu, di sekolah juga tidak terjadi penumpukan siswa. "Tapi untuk yang di rumah tetap belajar online. Agar pekan depan tidak ketinggalan pelajaran," paparnya.

Dibukanya sekolah, menurutnya sesuai dengan syarat yang diminta satgas. Suyani menyampaikan, semua siswanya sudah divaksin dan melakukan tes rapid test antigen. "Untuk antigen hanya dilakukan satu kali, pada hari pertama sekolah," ujarnya.

Bagas Wahyu Setiawan, salah seorang siswa Kelas X, jurusan teknik otomotif di SMKN 2 Banjarbaru mengaku senang bisa kembali belajar di sekolah, meski serba dibatasi.

Menurut Wahyu, dengan belajar tatap muka dirinya bisa lebih memahami mata pelajaran yang dijelaskan guru. "Kalau online tidak fokus. Susah pahamnya," ujarnya.

Dia berharap, wabah virus corona segera berlalu. Sehingga, para siswa bisa bersekolah seperti biasanya. Tanpa ada batasan-batasan.

Di sisi lain, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalsel, M Yusuf Effendi menyampaikan bahwa pelaksanaan PTM tergantung kesiapan sekolah masing-masing. "Jadi mereka yang tahu, sudah siap atau belum," ucapnya.

Pihaknya, kata Yusuf tidak menargetkan semua sekolah harus sudah melaksanakan PTM. "Yang penting mereka sudah siap. Tidak harus dipaksakan," katanya.

Diungkapkannya, ada 30 sekolah yang menjadi piloting pelaksaan PTM.  PTM di 30 sekolah tersebut  akan dievalusi setelah satu bulan pelaksanaannya. "Dievaluasi dulu apakah ada penularan covid atau seperti apa. Tapi mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa," imbuhnya.

Jika berjalan dengan baik atau tidak terjadi kluster penularan virus corona di lingkungan sekolah, maka kegiatan PTM juga akan dilaksanakan di sekolah lain. "Kita lihat dulu yang ada ini, jika tidak terjadi apa-apa kita persilakan lagi sekolah lain buka pada gelombang kedua," tambah Yusuf. (ris/by/ran)

Editor: berry-Beri Mardiansyah

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB
X