Jembatan Basit Baru Ditutup Langsung Macet, Demi Jokowi Lubang Jalan pun Ditambal

- Selasa, 19 Oktober 2021 | 14:35 WIB
MACET: Pasca ditutupnya satu lajur di Jembatan Basit, kemarin sore, kemacetan panjang tak terelakkan lagi. Kendaraan menumpuk di kawasan Handil Bakti, Barito Kuala yang menuju Jalan Perumnas Banjarmasin. | Foto; M Oscar Fraby/Radar Banjarmasin
MACET: Pasca ditutupnya satu lajur di Jembatan Basit, kemarin sore, kemacetan panjang tak terelakkan lagi. Kendaraan menumpuk di kawasan Handil Bakti, Barito Kuala yang menuju Jalan Perumnas Banjarmasin. | Foto; M Oscar Fraby/Radar Banjarmasin

BANJARMASIN - Pasca ditutupnya satu lajur di Jembatan Basit, kemarin sore, kemacetan panjang tak terelakkan lagi. Kendaraan menumpuk di kawasan Handil Bakti, Barito Kuala yang menuju Jalan Perumnas Banjarmasin.

Tak hanya truk, kendaraan roda 2 dan 4 saling mendahului.  “Seperti tak siap saat pengalihan arus. Padahal jika petugas sigap, kemacetan panjang tak akan terjadi,” keluh Guntur, warga Banjarmasin yang ingin pulang dari Handil Bakti kemarin.

Kemacetan terjadi pasca ditutupnya satu lajur Jembatan Basit sekitar pukul 16.30 Wita. Maklum, saat jam itu, arus lalu lintas kerap tinggi lantaran bertepatan jam pulang kerja. “Padahal dibuka 1 lajur. Tapi truk ikut melintas, padahal ada portal,” tukasnya.

Penutupan satu lajur kemarin molor. Sedianya, akan dilakukan pada pukul 1 siang. Kabarnya, penutupan baru terlaksana sore hari lantaran menunggu protokol istana. Sampai berita ini ditulis tadi malam, penutupan total jembatan  belum terlaksana.

Lalu lalang kendaraan yang masuk ke Batola dari Banjarmasin masih ramai.  Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Kalsel (Satker PJN Wilayah I Kalsel) Budianto, penutupan total masih menunggu kepastian jadwal. “Waktunya belum diputuskan,” ucapnya singkat.

Seperti diketahui Jembatan Basit akan kembali ditutup sampai peresmian 21 Oktober mendatang. Hanya dibuka satu lajur dari Banjarmasun ke Batola. Sebaliknya, arus lalu lintas diarahkan ke Jembatan Kayu Tangi 2. Ruas ini adalah jalan alternatif saat pembangunan Jembatan Sungai Alalak lalu.

Sementara itu,  Presiden Joko Widodo juga direncanakan berkunjung juga ke Tanah Bumbu. Hal ini membuat sibuk Balai Besar Jalan Nasional XI. Lubang-lubang yang selama ini dikeluhkan warga, harus segera ditambal sebelum Presiden tiba.

"Hari ini kami inventarisir. Secepatnya harus segera diaspal. Sebelum Presiden datang," ujar Pengawas Lapangan, Sudiasa, kepada Radar Banjarmasin, Senin (18/10) sore kemarin.

Bersama Kepala Dinas PUPR Tanah Bumbu Subhansyah, dia sibuk menghitung jumlah lubang jalan. Dari pusat kota, sedikitnya ada tujuh lubang.

Kata Subhansyah, permintaan pebaikan jalan dari tim pengamanan di daerah. "Ada dua skenario kedatangan Jokowi. Pertama pakai heli. Ke dua lewat darat dari bandara ke lokasi," bebernya.

Anggaran perbaikan berasal dari Balai. Tapi, belum diketahui berapa total habisnya nanti. Perintah pengaspalan itu turun mendadak. Bukan program yang telah dianggarkan sebelumnya.

Sekadar diketahui, Presiden rencananya hadir di Tanah Bumbu pada Kamis (21/10). Meresmikan pabrik biodiesel PT Jaya Agro Raya di Desa Sungai Dua.
Pabrik tersebut memiliki kapastias produksi 60 metrik ton per jam. Atau sebanyak 1,6 juta liter per hari, jika aktif selama 24 jam.

Memerlukan CPO (minyak sawit mentah) sekitar 1600 metrik ton per hari. Identik dengan 6800 tonase TBS (tandan buah segar) per hari.

Kebun perusahaan hanya mampu memasok 30 persen dari kapasitas pabrik. Sisanya akan mengambil dari buah segar kebun warga di Tanah Bumbu, Kotabaru dan area lainnya. Dari informasi yang dihimpun, investasi pabrik lebih Rp850 M. Dan akan mengolah CPO menjadi B30. (mof/zal/by/ran)

Editor: berry-Beri Mardiansyah

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB
X