Perbaikan Jalan BIRB Banjarmasin Terantuk Konflik

- Kamis, 21 Oktober 2021 | 10:24 WIB
DITUTUP: Tampak pagar seng yang menutup akses alternatif antara Bumi Intan Rahayu Berkah dan Simpang Layang. | Foto: Wahyu Ramadhan/Radar Banjarmasin
DITUTUP: Tampak pagar seng yang menutup akses alternatif antara Bumi Intan Rahayu Berkah dan Simpang Layang. | Foto: Wahyu Ramadhan/Radar Banjarmasin

BANJARMASIN - Warga Kompleks Bumi Intan Rahayu Berkah (BIRB) mengklarifikasi pemberitaan yang beredar perihal polemik penutupan jalan alternatif di sana.

Jalan tembus yang menghubungkan antara kompleks dengan Jalan Simpang Layang, Sungai Lulut, Banjarmasin Timur.

Ketua Kompleks BIRB, Dedy Koco Susilo menjelaskan, polemik itu sebenarnya sudah selesai. Tak ada lagi yang keberatan dengan penutupan jalan itu.

“Kami di sini baik-baik saja dengan warga Simpang Layang. Kami sering bertegur sapa,” ujarnya kemarin (20/10).

“Warga Simpang Layang pun biasa masuk ke sini melalui jalan depan untuk memancing ikan. Jadi kami tidak berkonflik, semuanya sudah selesai," tambahnya.

Menjadi ramai setelah terdengar warga RT 07 Simpang Layang merasa keberatan karena jalan alternatif di kompleks BRIB ditutup dengan pagar seng.

Salah seorang warga Simpang Layang, Adan menceritakan, jalan kompleks bukan hanya dipakai mereka untuk menuju kota. Di kompleks itu juga ada wadah belajar Alquran, tempat anak-anak kampung biasa mengaji.

Seusai ditutup, kini anak-anak mesti menempuh jalan memutar. Demikian pula dengan warga Simpang Layang. Tak lagi bisa memperpendek rute jika hendak menuju kota.

Menanggapi keluhan itu, kembali kepada Dedy, setahunya di kompleksnya tak ada TPA (Taman Pendidikan Alquran).

“Bukan taman belajar Alquran. Ngaji biasa saja di rumah warga. Kami juga tidak menghalangi anak-anak untuk mengaji. Jalan kompleks masih terbuka lebar. Mari sama-sama menurunkan ego agar tetap damai," jelasnya.

Ia juga membantah bahwa jalan alternatif itu sudah lama ada, bahkan sebelum kompleks dibangun. Menurutnya, jalan alternatif itu muncul karena pengembang perumahan ingin memperluas usahanya di kawasan tersebut.

Diingatkan Dedy, dampak polemik ini tidak sederhana. Karena sudah berimbas pada rencana perbaikan infrastruktur di BIRB.

Pemko sebelumnya hendak mengeraskan jalan kompleks. Tapi mengetahui adanya polemik itu, rencana itu menjadi mengambang.

“Tidak tahu apakah bakal ada tindaklanjutnya. Padahal peningkatan jalan kompleks sudah dijanjikan tahun ini," ungkapnya. "Semoga saja pemko melalui dinas terkait bisa tetap melanjutkannya,” sambungnya.

Halaman:

Editor: berry-Beri Mardiansyah

Tags

Rekomendasi

Terkini

X