Para Siswa Turun Gunung Ikut ANBK

- Jumat, 22 Oktober 2021 | 16:54 WIB
SIMULASI: Para guru di SDN Muara Hungi sedang sibuk melakukan simulasi Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) untuk para siswanya, Kamis (21/10). FOTO: JAMALUDDIN/RADAR BANJARMASIN
SIMULASI: Para guru di SDN Muara Hungi sedang sibuk melakukan simulasi Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) untuk para siswanya, Kamis (21/10). FOTO: JAMALUDDIN/RADAR BANJARMASIN

BARABAI - Jaringan internet menjadi masalah besar bagi sekolah di wilayah pegunungan Meratus. Contohnya, di SDN Muara Hungi, Kecamatan Batang Alai Timur, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST). Padahal seluruh SD wajib melaksanakan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) yang dilaksanakan pada 15-25 November ini. Pelaksanaannya pun full berbasis online. Lalu bagaimana pihak sekolah menyiasatinya?

Para guru berencana memboyong peserta didik ke wilayah perkotaan agar bisa mengikuti ANBK. Hal ini untuk menghindari kendala jaringan internet yang tidak sampai ke sekolah mereka.

Skenarionya, para guru akan menyiapkan peralatan berupa laptop, tempat menginap, makan untuk peserta didik, alat transportasi, dan lokasi pelaksanaan ANBK yang difasilitasi menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Di SDN Muara Hungi ada 6 peserta didik yang akan mengikuti ANBK. Rinciannya 3 laki-laki dan 3 perempuan. Mereka semua duduk di bangku kelas 5. Yang menjadi persoalan saat ini jumlah laptop.

Pihak sekolah hanya memiliki 4 laptop. Padahal setidaknya pelaksanaan ANBK ini memerlukan 7 laptop. 6 untuk siswa, dan 1 untuk operator. "Menyiasatinya nanti akan dibagi dua sesi. Satu sesi dibagi tiga peserta didik yang ikut ANBK," kata Wali Kelas di SDN Muara Hungi, Supian, Kamis (21/10).

Berhubung letak geografis sekolah di wilayah pegunungan, sebelum hari pelaksanaan ANBK para peserta didik akan dijemput ojek untuk turun gunung. Sebenarnya agak berisiko jika peserta didik dijemput menggunakan motor.

Namun tidak ada pilihan lain. Akses untuk keluar dari Desa Muara Hungi hanya bisa dilewati kendaraan roda dua. Ada satu jembatan gantung yang tidak bisa dilewati mobil.

Setelah melewati jembatan gantung, peserta didik dijemput salah satu guru dengan mobil. Mereka langsung dibawa ke rumah Kepala SDN Muara Hungi di Kecamatan Barabai. Mereka akan menginap di sana sampai ANBK selesai. "Di rumah beliau sinyalnya kuat. Jadi tidak akan ada kendala saat peserta didik ikut ANBK," lanjutnya.

Sebagai gambaran, kondisi jalan di Desa Muara Hungi cukup terjal. Jalannya berbatu dan tanah merah. Selain itu, di beberapa titik jalan tersebut hanya berjarak 2-5 meter dari bibir sungai Batang Alai. "Di sisi jalan lainnya langsung berdekatan dengan tebing," cerita Supian yang sudah mengajar di sekolah itu 10 tahun lebih.

Kondisi ini sangat berbahaya. Apalagi musim hujan, bisa saja terjadi longsor. Letak SD Muara Hungi sejauh 35 km dari pusat kota Barabai. Di sekolah ini terdapat 43 pelajar. Mereka berasal dari beberapa desa di wilayah tersebut.

Bagi para guru di SDN Muara Hungi, pelaksanaan ANBK untuk SD ini merupakan hal baru. Program ini diluncurkan tahun 2021. Para guru mengaku tidak berpengalaman. Apalagi banyak peserta didik di wilayah pegunungan yang belum familiar dengan jaringan internet dan komputer.

Bahkan para guru juga tak semua menguasai komputer. Dari 10 guru, hanya ada 4 orang yang paling fasih. "Para peserta didik nanti akan didampingi guru saat pelaksanaan ANBK. Nanti akan ada gladi bersih sebelum pelaksanaannya," kata Supian. Sesuai jadwal yang dikeluarkan Kemendikbud, gladi bersih akan dilaksanakan tanggal 1-4 November 2021.

Apakah ada dampak jika tidak mengikuti ANBK? "Dari informasi yang saya terima, jika satuan pendidikan tidak melaksanakan asesmen nasional, otomatis tidak terpetakan. Jika tidak terpetakan, maka dengan kata lain satuan pendidikan tersebut dianggap sudah tidak aktif lagi," jawabnya.

Ini menjadi konsekuensi yang berat. Kalau satuan pendidikan dinyatakan sudah tidak aktif lagi, datanya akan dihapus. “Dampaknya tidak lagi dapat menerima bantuan pemerintah, dan tidak lagi bisa ikut program pemerintah," beber Supian.

Halaman:

Editor: berry-Beri Mardiansyah

Tags

Rekomendasi

Terkini

X