Saatnya Buka Semua Sekolah Belajar Tatap Muka

- Sabtu, 23 Oktober 2021 | 19:32 WIB
BUKA SEKOLAH: Suasana pembelajaran tatap muka di SMKN 2 Banjarbaru, 17 Oktober tadi. Sejumlah sekolah bakal dibuka mengikuti sekolah percontohan yang telah dibuka sejak 4 Oktober lalu.
BUKA SEKOLAH: Suasana pembelajaran tatap muka di SMKN 2 Banjarbaru, 17 Oktober tadi. Sejumlah sekolah bakal dibuka mengikuti sekolah percontohan yang telah dibuka sejak 4 Oktober lalu.

BANJARBARU - Melihat semakin melandainya kasus Covid-19 di Banua, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalsel mulai mempersiapkan agar semua SMA/SMK dan SLB bisa dibuka.

Kepala Disdikbud Kalsel, M Yusuf Effendi mengatakan, untuk membuka semua sekolah, pihaknya kini sedang mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di 30 sekolah percontohan.

"Apabila PTM di sekolah piloting tidak ada masalah, maka akan kita dorong semua sekolah bisa PTM," katanya kepada Radar Banjarmasin, kemarin.

Dia mengaku, sudah berbicara dengan Gubernur Kalsel Sahbirin Noor terkait rencana pembelajaran secara luring di seluruh sekolah. "Kata Paman Birin (Sahbirin Noor), seluruh sekolah didorong saja untuk PTM sepanjang memenuhi syarat," ujarnya.

Diungkapkan Yusuf, berdasarkan laporan dewan pengawas di sekolah piloting, saat ini PTM berjalan lancar dan tidak ada kasus positif Covid-19. "Jadi sejauh ini, PTM masih aman," ungkapnya.

Namun, dia menyampaikan, pihaknya masih menunggu hasil evaluasi keseluruhan. Kalau memang dianggap aman, maka seluruh sekolah bisa menggelar PTM. "Tapi, harus memenuhi syarat sesuai rekomendasi Satgas Covid-19," ucapnya.

Syarat yang harus dipenuhi, yakni pihak sekolah atau satuan pendidikan menjamin peserta didiknya telah melakukan vaksinasi minimal dosis pertama, yang dibuktikan dengan sertifikat vaksin.

Selain itu, sebelum melakukan PTM, sekolah juga harus melakukan tes rapid antigen pada pendidik dan peserta didik yang berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan setempat.

Terkait hal ini, Juru Bicara Satgas Covid-19 Kalsel M Muslim menjelaskan, dalam rekomendasi satgas memang terdapat beberapa poin syarat bagi sekolah yang ingin PTM. "Salah satunya, sekolah yang boleh melaksanakan PTM terbatas daerahnya harus PPKM level 1 sampai 3," jelasnya.

Lanjutnya, syarat lain bagi sekolah yang ingin dibuka harus betul-betul melaksanakan protokol kesehatan. Di antaranya, membatasi jumlah siswa yang hadir: maksimal 50 persen dari kapasitas kelas. "Sebelum sekolah dibuka, juga harus dilakukan skrining terhadap peserta didik dan tenaga pendidik. Supaya mereka aman," ujarnya.

Soal syarat tes antigen, menurutnya tidak perlu dilakukan tiap hari. Namun secara berkala. “Ini untuk memastikan awal pelaksanaan. Kami tak ingin kecolongan dan berakibat terjadinya penularan yang masif,” katanya.

Sedangkan untuk vaksinasi siswa, Muslim mengatakan, saat ini vaksinasi sedang menyasar  kelompok pelajar.

Sementara itu, seluruh SMA/SMK dan SLB piloting di Kalsel, sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) sejak Senin (18/10) tadi. Salah satunya, SMKN 2 Banjarbaru.

Karena dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19, sekolah dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat. Di antaranya, tidak membolehkan para siswa beristirahat keluar kelas. Semua aktivitas harus dilakukan di dalam kelas, termasuk istirahat untuk makan.

Kepala SMKN 2 Banjarbaru, Suyani mengungkapkan, siswa tidak diperkenankan keluar kelas agar tidak berkumpul dengan siswa dari kelas lainnya. "Ini untuk menghindari adanya penularan Covid-19," ungkapnya.

Terkait pengaturan PTM, Suyani menuturkan, dari 1.200 jumlah siswa, pekan ini yang diperbolehkan masuk hanya yang mempunyai nomor absen genap. "Jadi gantian setiap pekan. Pekan depan giliran siswa nomor absen ganjil," tuturnya.

Dengan begitu ujar dia, belajar dapat dilakukan dengan jaga jarak. Di samping itu, di sekolah juga tidak terjadi penumpukan siswa. "Tapi untuk yang di rumah tetap belajar online. Agar pekan depan tidak ketinggalan pelajaran," paparnya.

Dibukanya sekolah, menurutnya sesuai dengan syarat yang diminta satgas. Suyani menyampaikan, semua siswanya sudah divaksin dan melakukan tes rapid test antigen. "Untuk antigen hanya dilakukan satu kali, pada hari pertama sekolah," ujarnya.

Sekadar diketahui, selain SMKN 2 Banjarbaru, sekolah lain yang menjadi piloting PTM jenjang SMA meliputi, SMAN 5 Banjarmasin, SMAN 2 Banjarbaru, SMAN 1 Martapura, SMAN 1 Rantau, SMAN 1 Daha Utara, SMAN 2 Barabai, SMAN 2 Amuntai, SMAN 1 Awayan, SMAN 1 Pelaihari, SMAN 1 Angsana, SMAN 1 Kotabaru dan SMAN 2 Tanjung.

Sedangkan SMK, meliputi SMKN 3 Banjarmasin, SMKN 1 Martapura, SMKN 1 Rantau, SMKN 1 Daha Selatan, SMKN 1 Barabai, SMKN 2 Amuntai, SMKN 1 Batumandi, SMKN 1 Pelaihari, SMKN 1 Simpang Empat, dan SMKN 1 Kotabaru.

Kemudian, SLB 3 Martapura, SLB Negeri Pembina, SLB Kotabaru, SLB Kandangan, Balangan dan SLBN 2 Banjarmasin. (ris/by/ran)

Editor: berry-Beri Mardiansyah

Tags

Rekomendasi

Terkini

X