BANJARMASIN – Pandemi turut menghantam usaha penjualan buku teks pelajaran. Terutama sejak sekolah-sekolah ditutup untuk menghindari penularan COVID-19.
Nah, seiringnya pelandaian kasus dan dimulainya kebijakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), bisnis penjualan buku kembali bergeliat. Ini hal yang sangat positif.
Saipul, pemilik toko buku di Jalan Hasanudin HM mensyukurinya. “Ada kenaikan antara 50 hingga 70 persen. Ketika awal pandemi, penjualan buku di toko saya memang anjlok,” ujarnya.
Yang dicari pembeli adalah buku-buku pelajaran untuk SD, SMP, SMA. “Sebenarnya yang dijual masih stok lama. Tapi dalam waktu dekat saya akan segera minta tambahan pasokan buku pelajaran dari distributor. Mengingat stok yang sekarang semakin menipis,” sambungnya.
Kenaikan penjualan dibarengi dengan kenaikan harga. Contoh untuk buku pelajaran SD, dari Rp70 ribu per eksemplar menjadi Rp80 ribu. “Demikian juga buku SMP dan SMA juga terjadi kenaikan harga, tapi masih dalam batas wajar,” urainya.
Sementara Ichsan, salah satu konsumen, menuturkan dirinya memerlukan buku pelajaran untuk anaknya yang duduk di bangku SMP. “Selama pandemi, anak-anak lebih banyak belajar di rumah secara online. Nah, sekarang kan sudah boleh masuk sekolah, ada beberapa buku pelajaran yang harus dibeli untuk keperluan belajar tatap muka. Alhamdulillah, harganya masih terjangkau,” tandasnya. (oza/at/fud)