RANTAU – Sejak Kabupaten Tapin turun level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ke-II, geliat wisata kian ramai terutama makam datu-datu. Hal ini berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat, terutama kepada pedagang.
Seperti di Makam Datu Sanggul. Salah satu pedagang pentol bernama Lisda (25), omzetnya meningkat drastis. Bahkan kalau hari libur terutama Sabtu dan Minggu, bisa Rp3 juta sampai Rp5 juta. “Kalau hari biasa hanya sampai Rp1 juta lebih. Beda hari libur, kenaikannya sampai 3 kali lipat,” ucap ibu satu orang anak ini, Sabtu (23/10).
Rais sebagai pedagang cendera mata juga mengungkap hal yang sama. Jualannya naik signifikan. Biasanya hanya Rp300 ribu perhari. “Itu hari biasa. Kalau hari libur bisa lebih,” katanya. Bisa sampai Rp1 juta lebih.
Kepala Desa Tatakan Kecamatan Tapin Selatan, Ilhamsyah membenarkan bahwa sejak ada pelonggaran Makam Datu Sanggul ramai pengunjung. “Kalau hari kerja bisa sampai 200 sampai 300. Beda kalau hari libur bisa sampai ribuan. Itu dilihat dari buku tamu yang diisi,” jelasnya.
Ilhamsyah menyebut Makam Datu Sanggul sempat ditutup sejak awal pandemi. Ini berdasarkan kesepakatan bersama antara pengelola dan warga sekitar. “Walaupun ditutup, ada saja peziarah yang datang. Kami tidak bisa menolak. Apalagi ada yang dari Kalteng atau Kaltim,” katanya.
Sebagai langkah pencegahan, pihak desa bersama Polsek, Koramil dan Kecamatan bersepakat membuat posko tangguh peziarah. Menyediakan tempat cuci tangan dan membagikan masker. “Di sana juga relawan yang mengingatkan peziarah untuk menerapkan protokol kesehatan,” katanya.(dly/gr/dye)