BANJARMASIN – Kasus COVID-19 terus melandai. Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina bahkan berangan-angan bisa melepas masker pada akhir tahun nanti.
Disampaikan Ibnu saat menghadiri vaksinasi massal yang digelar Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Banjarmasin, Sabtu (23/10) tadi.
Ia menargetkan, herd immunity atau kekebalan komunal bisa tercapai pada Hari Kesehatan Nasional yang jatuh 12 November nanti. Cara untuk mencapainya adalah lewat program tiada hari tanpa vaksinasi.
“Minimal bisa mencakup 75 persen,” ujarnya. “Saya sempat bermimpi, pada akhir tahun nanti kita bisa melepas masker. Jadi, mari dukung program vaksinasi,” tambahnya.
Apakah realistis? Pantauan Radar Banjarmasin di sejumlah ruas jalan, warga kian longgar dalam hal protokol kesehatan. Dari hal paling sederhana seperti masker.
Sementara, Anggota Tim Pakar COVID-19 Universitas Lambung Mangkurat, Hidayatullah Muttaqin sudah mewanti-wanti tentang ancaman gelombang ketiga wabah COVID-19.
Bahkan, ia berani menyatakan, Banjarmasin belum mencapai kondisi di mana warga dibolehkan melepas masker pada tahun 2022 nanti.
“Saya belum melihat pada awal tahun depan kita bisa bebas dari COVID-19," tegasnya kemarin (24/10).
Muttaqin meminta pemerintah berkaca dari pengalaman Singapura yang sudah mencapai vaksinasi dosis kedua hingga 82 persen untuk penduduknya.
“Nyatanya, saat ini justru Singapura sedang menghadapi ledakan kasus terbesar,” tukasnya.
Contoh lain, seperti Inggris pada pertengahan Juli yang diobok-obok oleh varian Delta. “Kasusnya kembali meledak. Padahal 67 persen penduduk sudah divaksin dan 13 persen penduduk sudah terinfeksi. Tapi ternyata masih menghadapi masalah pandemi,” tambahnya.
“Selama 23 hari di bulan Oktober, Inggris mengalami pertambahan kasus baru sebanyak 886 ribu dan 2.700 kasus kematian. Singapura ada 69 kasus baru dan 199 kasus kematian," rincinya.
Maka, menurut Muttaqin, Pemko Banjarmasin mungkin bisa saja berharap. Tapi, ia meminta jangan terlalu cepat melakukan pelonggaran.
Sebab vaksinasi lengkap (dua dosis) di Banjarmasin baru mencapai 33 persen dari jumlah penduduk.